Siswa SMP di Surabaya Bikin Pupuk dari Tempe Busuk dan Cangkang Telur

Konten Media Partner
25 Agustus 2019 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Charlie Dzaki F.K dan Mol buatannya. Foto: Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Charlie Dzaki F.K dan Mol buatannya. Foto: Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
Charlie Dzaki Ferdiansyah Kenzie, siswa kelas 9 SMP Negeri 25 Surabaya berhasil membuat penyubur tanah bernama Mol atau singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Mol buatan Charlie ini terbukti berhasil menyuburkan tanah yang dulunya tandus.
ADVERTISEMENT
"Pembuatan Mol ini cukup sederhana. Saya pakai tempe busuk, dicampur dengan gula jawa yang sudah dilarutkan, dan air sumur. Lalu dikocok-kocok supaya tercampur lalu didiamkan tiga hari," kata Charlie pada Basra, Sabtu (24/8).
Air sumur memang sengaja dipilih Charlie karena tidak mengandung klorin seperti air PDAM. "Kalau pakai klorin, bakteri yang dibutuhkan buat menyuburkan tanah bisa mati," kata Charlie.
Larutan Mol karya Charlie ini juga bisa digunakan untuk mempercepat pengomposan dan mengurangi efek gas rumah kaca yang ditimbulkan kompos. Untuk pemakaiannya, campur 1 liter air dengan 2 tutup botol Mol.
Selain Charlie, ada juga Khoirota Nurin Fadilah, siswi SMP Negeri 6 Surabaya yang membuat Pikacu Biofertilizer.
Pikacu adalah singkatan dari pupuk organik cangkang telur. Pupuk ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman karena mengandung kalsium dan mineral yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pupuk dari cangkang telur ini juga bisa mengusir hama serta mengurangi emisi gas metana karena cangkang dihancurkan hingga jadi butiran halus. Karena apabila cangkang telur terbuang sia-sia dan membusuk, maka gas metana di bumi makin banyak dan menyebabkan gas rumah kaca.
Untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah yang banyak, Reta (sapaan akrab Khoirota), mengumpulkan sampah telur dari beberapa pedagang martabak dan tahu tek.
Karya Reta dan Charlie ini merupakan inovasi yang mereka ajukan untuk seleksi tahap dua pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2019 yang diadakan organisasi Tunas Hijau dan bekerjasama dengan Basra. Seleksi tahap 2 ini menurut Mochamad Zamroni, Presiden Tunas Hijau, akan berlangsung selama 2 hari mulai Sabtu (24/8) sampai Minggu (25/8) di SMP Negeri 12 Surabaya.
ADVERTISEMENT
Total ada 20 SD dan 29 SMP di Surabaya yang masuk dalam seleksi Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2019. Reporter: Windy Goestiana