Tak Cukup 5M, Ini Kunci Tekan Penyebaran COVID-19

Konten Media Partner
20 Juni 2021 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Hampir dua tahun lamanya, masyarakat hidup berdampingan dengan virus Corona. Bahkan, kasus COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia pun kembali melonjak, dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, beberapa mutasi virus Corona pun juga sudah ditemukan di Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat sudah mulai bosan dan abai menerapkan protokol kesehatan, bahkan beberapa di antara mereka tidak percaya adanya COVID-19.
Menanggapi hal itu, Dr. Erwin Ashta Triyono, dr., Sp.PD., KPTI., FINASIM, mengatakan bahwa virus memang ada di mana-mana, dan juga makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali kemampuan untuk bertahan hidup.
"Untuk itu, mau tidak mau kita juga memang akan hidup berdampingan dengan virus. Namun perlu dipahami, apapun virusnya, yang terpenting adalah imunitas," kata Dr. Erwin, Minggu (20/6).
Menurutnya, jika imunitas kita baik, dan ada virus yang menempel ke tubuh, maka kita tetap sehat, namun tetap memiliki potensi menularkan ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Untuk itu perlu kesadaran semua pihak agar bersama-sama mengatasi COVID-19 dengan saling menjaga dan tetap patuh pada prokes.
Ia mencontoh, jika di Cina otoriter memaksa semua masyarakatnya untuk menggunakan masker dalam jangka waktu tertentu secara masif, serentak dan bersama-sama, dan sekarang mereka menikmati hasilnya.
Begitu juga dengan Jerman dan Australia yang warganya patuh pada prokes yang ditentukan pemerintahnya, sehingga pandemi bisa diatasi dan minim angka penularan.
"Berbeda dengan India yang langsung melonjak, akhirnya kualahan. Padahal ICU itu terbatas karena alat dan tenaga kesehatannya juga terbatas. Jangan sampai kita seperti itu," ujarnya.
Konsultan dan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) di RSLI menuturkan kunci untuk menekan angka penyebaran virus yakni jangan takut diswab.
ADVERTISEMENT
"Jangan takut untuk swab, agar segera terdeteksi dan segera diobati. Ketika ternyata positif COVID-19 dan sembuh, maka antibodinya sudah terbentuk. Nah antibodi ini bisa digunakan untuk membunuh virus yang ada pada orang lain. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu pasien lain yg masih sakit, melalui TPK dan anggap saja ini bagian dari sedekah," tuturnya.
Kunci selanjutnya yakni melakukan vaksinasi. Menurutnya, vaksin memang bermacam-macam efektivitasnya, sehingga meski sudah vaksin, tetap harus menjaaga prokes 6M.
Seperti memakai masker, nencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, mengurangi kerumunan, dan menghindari makan bersama, yang menyebabkan kita bisa terpapar virus lagi.
Tak lupa, untuk meningkatkan imunitas, ia mengimbau masyarakat agar mengonsumsi makanan bergizi, seperti sayur, buah, susu, dan minum vitamin.
ADVERTISEMENT
”Mengatasi virus itu harus dengan rasional, jangan takut, lengah, panik, dan abai. Ikuti apa yang dianjurkan oleh pemerintah. Semuanya hendaklah direnungkan, lanjutkan sebagai ibadah ilmu, yakni sampaikan pemahan tentang COVID-19 ini dengan cara yang baik dan benar," tutupnya.