Terjawab, Mengapa Belum Tua Rambut Sudah Beruban

Konten Media Partner
2 Februari 2020 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rambut. Gambar oleh Lisa Redfern dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rambut. Gambar oleh Lisa Redfern dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Bila dulu rambut putih atau uban jadi tanda menuanya usia seseorang, belakangan ini, tak sedikit remaja SMA yang sudah memiliki uban di kepalanya. Ada yang meyakini kalau hadirnya uban karena salah memilih sampo, tapi ada juga yang menyebut karena faktor keturunan. Mana yang benar?
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian menyebutkan, stres berkepanjangan ternyata bisa memicu kerusakan stem cells yang mengontrol pigmen kulit dan rambut.
Para peneliti di Universitas Sao Paolo, Brasil, dan Universitas Harvard, Amerika, meyakini ketegangan yang terjadi otak karena stres bisa mengganggu kinerja stem cells atau sel induk melanosit untuk memproduksi melanin. Melanin inilah yang bertanggung jawab pada pewarnaan kulit dan rambut.
Kesimpulan ini dibuktikan para peneliti melalui perubahan warna bulu pada tikus yang diuji coba. Tikus yang akan diujicoba sebelumnya sudah diberi stimulasi yang membuat tubuhnya merasa sakit dan melepaskan senyawa adrenalin maupun kortisol.
Gambar atas adalah tikus yang sehat dan belum diberi induksi rasa sakit. Gambar bawah adalah tikus yang sakit dan mengalami perubahan warna bulu karena hormon kortisol yang meningkat. Dok : BBC
Kortisol merupakan sebutan ilmiah untuk hormon stres. Kortisol ini membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, sehingga membuat seseorang lebih gugup.
ADVERTISEMENT
Siapa yang sangka kalau efek dari kortisol tersebut bisa mempercepat penipisan sel induk (stem cells) yang menghasilkan melanin dalam folikel rambut. "Efek yang terjadi di luar dugaan. Hanya dalam beberapa hari saja, semua sel induk yang bertugas meregenerasi pigmen itu menghilang. Dan kerusakan itu permanen," kata Prof Ya-Cieh Hsu, penulis penelitian dari Universitas Harvard, Amerika dalam Jurnal Nature.
Dalam penelitian berbeda, para peneliti mencoba menghentikan kerusakan sel induk dengan memberikan penawar anti tekanan darah tinggi. Penawar ini mengandung protein bernama CDK atau cyclin-dependent kinase yang ternyata bisa menghentikan kerusakan sel induk penghasil pigmen kulit dan rambut.
"Temuan ini bukan untuk mengobati rambut beruban, tapi untuk mengingatkan kita tentang efek buruk dari stres," kata Prof Hsu seperti dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT