news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tren Penurunan Kasus COVID-19, Epidemiolog: Kondisi Belum Final

Konten Media Partner
18 Maret 2022 10:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Saat ini, kasus positif COVID-19 di Indonesia menunjukan tren penurunan pada kuartal pertama tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani mengingatkan masyarakat agar tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Masyarakat perlu mengetahui bahwa saat ini bukan akhir pandemi, sehingga vaksinasi dan protokol kesehatan masih menjadi upaya intervensi yang harus dilakukan,” ucapnya, Jumat (17/3).
Laura menyebut, bahwa kondisi saat ini masih belum final, mengingat negara tetangga masih mengalami adanya lonjakan kasus positif.
Banyaknya kasus infeksi COVID-19 dapat menimbulkan adanya mutasi yang melahirkan varian turunan dari virus tersebut dan hasil yang ditimbulkan bisa beragam.
“Jadi virus hanya dapat melakukan mutasi bila masuk dalam host, dalam hal ini tubuh manusia. Hasilnya gambling, bisa semakin kuat atau semakin lemah. Contohnya Omicron yang memiliki tingkat penularan tinggi dengan tingkat keparahan rendah, yang berkebalikan dengan Delta," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan sifat mutasi seperti itu, maka pencegahan terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan monitoring dan melakukan pencegahan bertambahnya kasus positif.
“Selama masih ada sirkulasi virus dalam tubuh manusia, maka masih berpotensi bermutasi menjadi varian baru,” jelasnya.
Menurut Laura, sejak awal pandemi, dari virus COVID-19 hingga mutasi terkini yang dimiliki, pencegahan infeksi yang dilakukan masih sama yakni penerapan protokol kesehatan, serta optimalisasi imun tubuh.
Terkait adanya penurunan efektivitas vaksin yang bisa ditembus mutasi virus, Laura menuturkan bahwa daya proteksi dan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin masih dalam tingkatan mumpuni untuk melawan varian terbaru COVID-19.
“Ada kemungkinan varian terbaru melarikan diri dari antibodi yang terbentuk dari hasil vaksin, itulah yang menyebabkan penurunan efektivitas karena vaksin kan dibuat dari awal Covid-19,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski menurunkan efektivitas, varian terbaru dari COVID-19, tidak menghilangkan efektivitas sepenuhnya dari vaksin. “Jadi vaksin masih sangat efektif dan diperlukan bagi manusia untuk menghasilkan antibodi melawan virus,” pungkasnya.