news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tunanetra di Surabaya Bikin Koperasi Syariah: Tidak Pakai Riba Supaya Berkah

Konten Media Partner
15 November 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karjono berada di toko klontong Koperasi Syariah  Almuhajirin Siwalankerto Sejahtera. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Karjono berada di toko klontong Koperasi Syariah Almuhajirin Siwalankerto Sejahtera. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Semangat Karjono untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah terbesar di dunia memang patut diacungi jempol.
ADVERTISEMENT
Di tengah keterbatasan fisiknya karena mengalami kebutaan, pria yang akrab disapa Jono ini tak penah lelah untuk terus berusaha dan belajar agar dapat mendirikan koperasi syariah.
Berkat kerja kerasnya itu, kini Jono berhasil mendirikan dua koperasi syariah. Pertama Koperasi Syariah Almuhajirin Siwalankerto Sejahtera yang ia dirikan bersama jamaah mushola di Rusunawa Siwalankerto Selatan Surabaya pada Maret 2019 lalu.
Kedua adalah Koperasi Jasa Syariah Disabilitas Indonesia (Kopsya Disabilitas) yang didirikan bersama lintas penyandang disabilitas pada Oktober 2020. Dimana koperasi ini merupakan koperasi syariah pertama bagi penyandang disabilitas yang ada di Indonesia.
Pada Basra Jono bercerita, ia mulai mengenal keuangan syariah sejak 2010. Saat itu, Jono mendapatkan pemahaman tentang ilmu keuangan syariah melalui siaran radio.
ADVERTISEMENT
Satu tahun setelah belajar mengenai keuangan syariah, Jono memberanikan diri menerapkannya dan merintis sebuah koperasi.
"Awalnya memang belum banyak yang berminat. Tapi setelah saya pindah di rusun tahun 2016, saya lihat kok banyak peluang dan perlahan mensosialisasikannya kepada warga sekitar. Dan pada tahun 2018 koperasi syariah di rusunawa legalitasnya keluar semua," tutur pria 38 tahun ini, Minggu (15/11).
Seiring berjalannya waktu, anggota Koperasi Syariah Almuhajirin Siwalankerto Sejahtera ini telah mencapai 111 orang. Bahkan semenjak adanya koperasi, warga sekitar bisa merasakan manfaatnya. Sementara untuk Kopsya Disabilitas terdapat 38 anggota.
"Alhamdulillah, di kondisi pandemi saat ini warga sekitar masih bisa mendapatkan pengahsilan dari toko yang kami buka di rusunawa. Dimana setengah hasil laba penjualan barang-barang di toko, kami bagi rata kepada anggota setiap bulannya," jelas Jono.
ADVERTISEMENT
Jono mengungkapkan, jika toko milik koperasi syariah tersebut hanya buka 4 jam saja. Hal itu dikarenakan, karena pihaknya ingin memberikan kesempatakn kepada warga lain yang juga membuka toko di komplek rusunawa.
"Yang punya koperasi buka 4 jam saja biar sama-sama hidup dan bisa terus berjalan toko yang ada di rusunawa. Kami buka dari jam 15:00 WIB sampai 17:00 WIB, lalu lanjut lagi dari jam 19:00 WIB sampai 21:00 WIB," ungkapnya.
Menurutnya, dengan menerapkan ekonomi syariah dalam sebuah koperasi karakter masyarakat dapat lebih terbangun dibandingkan dengan koperasi konvensional. Selain itu pendapatan yang diperoleh warga juga lebih berkah.
"Yang paling gampang kalau ada yang hutang uang itu kan nggak boleh ada bunganya. Terus di toko, kami juga tidak menjual barang-barang yang kurang bermanfaat. Misalnya rokok, kalau kita nggak jual kan setidaknya dapat sedikit mengurangi polusi udara. Prinsip-prinsip transkasi barang seperti itu kan penting," kata bapak 5 anak ini.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan koperasi syariah tersebut, pihaknya juga melibatkan dewan pengawas syariah. "Kita melibatkan ahli dari Unair, untuk mengawasu praktik koperasi kita sudah sesuai atau tidak," ucapnya
Dengan adanya dua koperasi syariah tersebut, Jono berharap dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan pencapaiannya.
"Saya ingin sekali ketemu dengan Pak Jokowi, saya ingin meminta doa restu beliau dan mendapatkan kesempatan untuk menyukseskan terwujudnya Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah sesuai dengan keinginan beliau. Semoga upaya kecil ini bisa menjadi bagian yang akan menyukseskan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah di Indonesia," pungkasnya.