news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Unair Drop Out Pelaku Predator Fetish Kain Jarik

Konten Media Partner
5 Agustus 2020 14:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Pusat Informasi dan Kehumasan Unair, Suko Widodo. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Pusat Informasi dan Kehumasan Unair, Suko Widodo. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya secara resmi mengeluarkan atau melakukan Drop Out (DO) kepada pelaku berinisial G terkait kasus 'Predator Fetish Kain Jarik Berkedok Riset', terhitung sejak Rabu, 5 Agustus 2020.
ADVERTISEMENT
Ketua Pusat Informasi dan Kehumasan Unair, Suko Widodo mengatakan keputusan tersebut diambil berdasarkan laporan-laporan yang diterima pihak Unair.
"Pak Rektor menyampaikan berdasarkan laporan, pertama setelah melakukan pelacakan, kedua mengumpulkan informasi dari tim help center Unair, pertemuan dari Dekanat FIB Unair dengan keluarga yang bersangkutan melalui daring karena keluarganya berada di luar kota Surabaya. Akhirnya Pak Rektor memutuskan yang bersangkutan dikeluarkan atau DO," jelas Suko ketika ditemui Basra, Rabu (5/8).
Suko juga menyampaikan, pihak keluarga G meminta maaf kepada para korban dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Unair terkait kasus yang dialami G.
"Keluarga sudah menyatakan permintaan maaf pada Senin (3/8) lalu dan menyerahkan sepenuhnya pada Unair. Dari kode etik, laporan-laporan dari seumlah data. Perilaku yang dilakukan G tidak mencerminkan sebagaimana selayaknya mahasiswa. Selanjutnya yang bersangkutan tidak ada sangkut paut dengan Unair," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, bagi para korban yang pernah berinteraksi dengan G, pihaknya mengimbau untuk melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib.
"Kepada mahasiswa atau siapapun yanb menjadi korban, kami dorong untuk melaporkan ke kepolisian. Karena kasus ini ranahnya pihak berwajib," ungkapnya.
Tak hanya itu, Suko juga menyampaikan jika pihaknya membuka layanan konseling dan melakukan pendampingan bagi para korban yang mengalami trauma.
"Saat ini ada 15 orang yang melapor. Bagi yang pernah berintieraksi dengan yang bersangkutan, tim help center Unair akan melakukan pendampingan kepada mereka. Ada psikolog, psikiater, dan dokter juga yang siap mendampingi mereka," pungkasnya.