Unik, 15 Tunanetra Kompak Khatam Qur'an Braille di Atas Bis

Konten Media Partner
11 April 2022 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Febrian Valentino (kanan), remaja penyandang tunanetra ini terlihat khusyuk membaca Qur'an braille di atas Suroboyo Bus. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Febrian Valentino (kanan), remaja penyandang tunanetra ini terlihat khusyuk membaca Qur'an braille di atas Suroboyo Bus. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Febrian Valentino (17), remaja penyandang tunanetra ini terlihat khusyuk membaca Qur'an braille di pangkuannya. Meski suasana di dalam bis cukup riuh, namun tak mengganggu khusyukan Febrian membaca Qur'an braille. Febrian merupakan salah satu peserta 'Khataman Quran Braille On The Bus' yang digelar komunitas Kawan Netra, Senin (11/4).
ADVERTISEMENT
Febrian bersama 14 penyandang tunanetra lainnya serempak membaca Qur'an braille di atas Suroboyo Bus yang melaju dengan rute Halte Bus Rajawali hingga Terminal Purabaya.
"Kegiatan ini merupakan khataman on the bus yang merupakan salah satu program Kawan Netra di bulan suci Ramadan," ujar Gusti Muhammad Hamdan Firmanta, Founder Kawan Netra, kepada Basra, Senin (11/4).
Dalam kegiatan ini, lanjut Gusti, para peserta mengkhatamkan Qur'an braille masing-masing satu juz yang diselenggarakan dalam satu kali rute bis.
"Kali ini kita rutenya dari Surabaya Utara, yakni halte bus Rajawali, menuju ke Surabaya Selatan tepatnya Terminal Purabaya. Jadi teman-teman ini berusaha syiar agama Islam tapi dengan cara yang berbeda," jelasnya.
Selain 15 penyandang tunanetra, kegiatan khataman Qur'an on the bus ini juga turut melibatkan 15 anak yatim.
ADVERTISEMENT
"Ada 15 remaja yatim juga. Nah masing-masing dari mereka kami pasangkan. Jadi anak-anak netranya juz ganjil sedangkan remaja yatim juz genap, pas 30 juz," tandasnya.
Kehadiran 15 remaja yatim tersebut, kata Gusti, juga akan membantu mobilitas penyandang tunanetra, mulai dari naik ke bis hingga nantinya turun dari bis.
Kegiatan khataman on the bus ini diakui Gusti menjadi yang pertama diselenggarakan. Pasalnya, khataman Qur'an lebih sering dilakukan di masjid maupun mushalla.
"Selain syiar, melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat lebih aware dengan keberadaan penyandang tunanetra yang selama ini kerap terabaikan," pungkasnya.