Vaksinasi Tahap Pertama pada Lansia di Jatim Baru Mencapai 13,8 Persen

Konten Media Partner
22 April 2021 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi lansia di Surabaya. Vaksinasi tahap pertama pada lansia di Jatim baru mencapai 13,8 persen. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi lansia di Surabaya. Vaksinasi tahap pertama pada lansia di Jatim baru mencapai 13,8 persen. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur per 20 April 2021, vaksinasi COVID-19 tahap pertama untuk lansia di Jawa Timur baru mencapai 13,8 persen. Sedangkan untuk tahap kedua vaksinasi pada lansia mencapai 4,8 persen.
ADVERTISEMENT
"Angka tertinggi untuk vaksinasi lansia tahap pertama masih dipegang Surabaya sebanyak 72 persen. Tahap keduanya di Surabaya hampir 44 persen," ujar Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Provinsi Jatim, Gito Hartono, kepada Basra, Kamis (22/4).
Adapun untuk target jumlah lansia di Jatim yang divaksin, seperti diungkapkan Gito, sebanyak 2.551.433 orang.
Menurut Gito, lansia merupakan kelompok masyarakat yang beresiko tinggi mengalami kematian apabila terpapar COVID-19. Untuk itu vaksinasi terhadap kelompok ini terus dilakukan secara masif.
Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Provinsi Jatim, Gito Hartono.
Gito lantas menuturkan penularan COVID-19 bisa dihentikan dengan 3 cara utama. Pertama penerapan protokol kesehatan secara ketat yang mencakup 5 M yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,
Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.
ADVERTISEMENT
Cara kedua, kata Gito, adalah vaksinasi yang kini sedang berlangsung. Gito mengungkapkan untuk mencapai herd immunity, vaksinasi harus dilakukan minimal pada 70 persen jumlah penduduk di Indonesia.
Sedangkan cara yang ketiga adalah merawat isolasi dan mengkarantina kontak-kontak erat. Ditegaskan Gito, dibutuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk melakukan karantina bagi orang-orang yang berhubungan dengan penderita COVID-19.
"Karantina bagi orang yang sehat tapi dia berhubungan erat dengan penderita (COVID-19) sangat penting untuk memutus penularan. Tapi ini tidak disadari oleh masyarakat," pungkasnya.