Wabah PMK Merebak di Jatim, Mentan Tegaskan Tak Ada Pemusnahan Hewan Ternak

Konten Media Partner
10 Mei 2022 8:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, usai Rapat Koordinasi terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gedung Grahadi, Senin (9/5) malam. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, usai Rapat Koordinasi terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gedung Grahadi, Senin (9/5) malam. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kasus Penyakit mulut dan kuku (PMK) telah ditemukan di empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Penyakit menular ini telah menyerang sekitar 1.600 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
ADVERTISEMENT
Terkait rencana pemusnahan hewan ternak yang terjangkit PMK, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan sementara belum ada agenda melakukan hal tersebut.
“Belum mengarah ke sana (pemusnahan-red) dan lebih sepakat untuk mengatasi dengan suntik dan obat-obatan,” kata Syahrul usai menggelar Rapat Koordinasi terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), bersama Khofifah Indar Parawansa Gubenur Jawa Timur di Gedung Grahadi, Senin (9/5) malam.
Adapun langkah menghentikan penyebaran wabah PMK, kata Syahrul, akan melihat seperti apa level penyakit yang ada.
“Kalau tingkat desa, desa yang di lockdown dan kalau Kecamatan, maka lockdown kecamatan,” tukasnya.
Syahrul mengingatkan karena proses penularannya melalui lendir serta angin, sehingga memungkinkan cepat terjadi penularan sesuai radius arah angin.
ADVERTISEMENT
Adanya dugaan PMK muncul karena daging impor, Syahrul menjawab belum mengarah ke sana sebab masih menangani dulu persoalan yang ada saat ini.
Sementara itu Khofifah mengatakan untuk memaksimalkan proteksi dan mencegah penularan, isolasinya berbasis kandang.
“Karantina berbasis kandang, jadi yang sudah ada gejala symptomatic, jangan dibawa keluar kandang dan sudah dilakukan penyuntikan,” jelas Khofifah.
Khofifah berharap adanya penyuntikan masif utamanya di kandang yang sudah ada gejala paling tidak tiga kali penyuntikan akan dimasifkan.
Khofifah juga menegaskan jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan Mentan supaya ketersediaan obat-obatan analgesic, antibiotic, dan vitamin tercukupi.
“Saya pun meminta kepada ikatan alumni FK Hewan Unair menurunkan tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif,” tukasnya.