
Tuban - Setelah berhenti selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban kembali membuka program transmigrasi.
Dan pada Senin (17/10/2022) hari ini, tiga kepala keluarga (KK) diberangkatkan oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menuju lokasi transmigrasi di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ketiga kepala keluarga tersebut masing-masing Padi dan Pargi beserta istri dan anaknya, keduanya warga Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, serta Mustofa beserta istri dan anaknya, warga Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Bupati Aditya Halindra Faridzky mengungkapkan bahwa para peserta transmigrasi tersebut sangat bersemangat untuk mengubah nasib mereka di tempat tujuan.
"Mereka ini orang-orang pilihan yang mendapatkan kesempatan yang luar biasa," ucap Bupati Tuban.
Bupati berharap kepada para transmigran untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang telah dipercayakan kepada mereka dengan baik, sehingga dapat mengubah hidup menjadi lebih sejahtera.
“Semoga semuanya betah di sana dan mencapai kesuksesan,” ucap Bupati Lindra.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Tuban Sugeng Purnomo menyampaikan, bahwa program transmigrasi sebelumnya sudah ada, namun saat Pandemi COVID-19 tahun 2020 dan 2021, ditiadakan.
Menurutnya, ketiga keluarga yang diberangkatkan tersebut sudah mendaftarkan dirinya sejak tahun lalu.
"Program ini memang breakdown dari Pusat ke Provinsi. Mereka bertiga ini sudah mendaftar dari tahun lalu, tapi karena memang programnya tahun lalu tidak ada, maka baru diberangkatkan sekarang,” ucap Sugeng Purnomo.
Sugeng menjelaskan bahwa dalam program transmigrasi ini nantinya mereka akan diberikan rumah dan lahan garapan seluas dua hektare, serta peralatan bertani, peralatan dapur, dan uang jaminan hidup selama satu tahun.
"Proses pemilihan para transmigran ini sangat ketat, sebelum berangkat harus melalui sistem verifikasi dan komitmen tinggi dari warga," tutur Sugeng.
Tak hanya itu, para transmigran juga sebelumnya mengikuti pelatihan terlebih dahulu, sebab dari peristiwa sebelumnya banyak terdapat penyalahgunaan dari program ini.
"Pernah dulu transmigran sudah di berangkatkan tapi lahan yang di sana dijual, dan mereka balik lagi ke Jawa. Makanya untuk sekarang ini sangat ketat," ucap Sugeng. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah di-publish di: https://beritabojonegoro.com