Di Usia Senja, Nenek di Bojonegoro Ini Masih Semangat Produksi Tempe

Konten Media Partner
5 Maret 2021 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nenek Sumirah (63) saat membuat tempe di rumahnya di Desa Mori, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: vera/beritabojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Sumirah (63) saat membuat tempe di rumahnya di Desa Mori, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: vera/beritabojonegoro)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bojonegoro - Setiap hari Sumirah (63) bergelut dengan tumpukan kedelai. Wajah dan tubuhnya memang sudah penuh keriput, dan tenaganya juga sudah tidak sekuat dulu. Namun, di usianya yang sudah senja, nenek Sumirah tak mau berdiam diri dan masih terus bekerja. Meskipun tinggal seatap dengan anaknya, Sumirah masih aktif membuat dan menjual tempe kedelai.
ADVERTISEMENT
Bertempat di rumahnya, di Desa Mori, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Sumirah setiap hari mengolah sekitar 10 kilogram kedelai menjadi tempe. Meski produksinya terbilang sedikit, tetapi ada hal yang lebih dicari Sumirah, yaitu nikmatnya bekerja dan menyibukkan diri.
"Saya mulai bikin tempe sekitar tahun 2000. Itupun jualannya sambil jalan keliling kampung," kata Sumirah kepada awak media ini, Kamis (04/03/2021).
Nenek Sumirah (63) saat membuat tempe di rumahnya di Desa Mori, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. (foto: vera/beritabojonegoro)
Niat Sumirah membuat tempe awalnya memang untuk membantu ekonomi keluarga. Dan ternyata usaha tersebut berlanjut sampai sekarang ini. Sumirah juga tidak menyangka usahanya terus bertahan.
Namun, ketika adanya pandemi COVID-19, dia mulai mengurangi jumlah produksi tempe, sebab permintaan juga menurun. Ditambah lagi bila harga kedelai akhir-akhir ini benar-benar tidak bersahabat.
ADVERTISEMENT
"Kalau harga kedelai naik, harga jual juga naik. Nah akhirnya tempenya banyak tidak laku," kata wanita yang sudah memiliki dua orang cucu ini.
Harga jual tempenya per bungkus Rp 2.000 saja. Dalam sebulan Sumirah bisa memperoleh omzet sekitar Rp 3 jutaan. Dia memang tidak mengejar omzet yang besar, sebab dia hanya mengerjakan usahanya seorang diri. Dan tempe produksinya pun hanya dijual ke tetangga dan warung di sekitar rumahnya.
"Meskipun hasilnya sedikit, tetapi memang tujuannya buat kesibukan di rumah saja," kata Sumirah.
Untuk pembaca yang tinggal di sekitar tempat tinggal nenek Sumirah yang ingin membeli tempe produksinya bisa menghubungi nomor +62 812-8183-8777. (ver/imm)
Reporter: Vera Astanti
Editor: Imam Nurcahyo
ADVERTISEMENT
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com