Festival Sentono di Kradenan Blora Diawali dengan Kirab Gunungan

Konten Media Partner
18 September 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemeriahan Festival Sentono, di Kecamatan Kradenan Blora. Rabu (18/09/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Kemeriahan Festival Sentono, di Kecamatan Kradenan Blora. Rabu (18/09/2019)
ADVERTISEMENT
Blora - Geliat industri pariwisata di Kabupaten Blora mulai tampak di wilayah Kecamatan Kradenan, Rabu (18/09/2019) siang. Kecamatan yang berada di ujung selatan Kabupaten Blora ini punya gawe besar berupa Festival Sentono.
ADVERTISEMENT
Ribuan warga berjejal menanti pembukaan festival yang meriahkan dengan kirab gunungan dan pertunjukan tari gambyong secara massal di kawasan cagar budaya “Goa Sentono” yang berada di tepi Sungai Bengawan Solo.
Kirab gunungan sebagai pembukaan festival diberangkatkan oleh jajaran Forkopimcam Kradenan dari lapangan SMP Negeri 1 Menden, menuju situs budaya Goa Sentono yang berjarak sekitar satu kilometer.
Kemeriahan Festival Sentono, di Kecamatan Kradenan Blora. Rabu (18/09/2019)
Sepanjang jalan, penonton berjubel ingin menyaksikan sekaligus berpartisipasi memeriahkan kirab gunungan yang berisi hasil bumi dan jajanan dari sejumlah desa di Kecamatan Kradenan. Tidak hanya anak-anak, orang tua juga turut serta, bergotong royong menyukseskan pembukaan festival.
Guna memeriahkan kirab gunungan ini, sejumlah pertunjukan seni juga ditampilkan seperti grup drumband dari TK, SD, SMP hingga SMA NU 1 Kradenan. Begitu juga kesenian barongan yang tidak kalah serunya.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di lokasi situs budaya Goa Sentono, sembilan gunungan yang telah dikirab ludes direbut ribuan masyarakat. Dilanjutkan pertunjukan tari gambyong massal yang ditampilkan oleh remaja desa di pelataran Goa Sentono, berlatar belakang lembah Bengawan Solo dan keindahan matahari terbenam.
“Alhamdulillah bisa nonton ke Sentono sini, ini baru pertama kali ada acara seperti ini disini. Ternyata ramai sekali meskipun tempatnya jauh dari kota. Masyarakatnya guyub, nguri-uri keberadaan situs Goa Sentono yang konon merupakan peninggalan Sunan Bonang dan Blacak Ngilo,” tutur Indra, salah satu pengunjung dari Kecamatan Tunjungan.
Dirinya berharap acara pesta rakyat seperti Festival Sentono ini bisa terus dikembangkan menjadi agenda tahunan di Kecamatan Kradenan.
Sementara itu, salah satu panitia penyelenggara, Andi Winata dari Komunitas Bumi Budaya Kecamatan Kradenan menyampaikan bahwa Festival Sentono ini dilaksanakan untuk memperkenalkan potensi situs budaya Goa Sentono yang kaya akan nilai-nilai sejarah kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
“Festival ini merupakan acara goyong royong warga di Kecamatan Kradenan untuk bersama-sama mengangkat potensi daya tarik wisata Goa Sentono. Selama empat hari kedepan, sejumlah agenda akan dilaksanakan disini,” ucap Andi Winata.
Pada hari pertama, Rabu (18/9/2019), sebagai pembuka telah dilaksanakan kirab gunungan dan tari gambyong massal. Disusul malam harinya ada jagong budaya dan pelepasan sentir tradisional di Bengawan Solo.
Untuk hari kedua, Kamis (19/9/2019) akan dilaksanakan aneka lomba anak-anak, tahlil bersama, sholawatan, kesenian jedoran dan ngelik. Sedangkan hari ketiga, Jumat (20/9/2019) akan dilaksanakan tari tradisional dari pelajar, dan pentas teater Quro dari SMN NU 1 Kradenan.
Sebagai penutup, pada Sabtu (21/9/2019), menurut Andi akan dilaksanakan senam bersama, festival perahu tambangan di Bengawan Solo se wilayah Blora-Bojonegoro, pertunjukan seni barongan dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Alif Kriwul serta dagelan Jolang.
ADVERTISEMENT
“Ayo saksikan keseruannya di Kecamatan Kradenan. Ayo dolan Kradenan, ayo dolan Blora..!!” tegas Andi Winata.
Selama pelaksanaan festival, seluruh pengunjung digratiskan masuk kawasan Goa Sentono dan disediakan photobooth “Dolan Blora”. Pihak panitia tidak memungut biaya masuk, hanya mengenakan tarif parkir kendaraan saja. Sedangkan pelaku UKM telah disediakan tenda untuk berjualan sehingga ekonomi masyarakat ikut tergerak. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Artikel ini pertama kali terbit di: https://beritabojonegoro.com