Idap Penyakit Komplikasi, Bocah di Blora Ini Alami Gagal Tumbuh

Konten Media Partner
3 Agustus 2022 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rhyo Satria Dwi Putra (9), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang alami gagal tumbuh sejak usia 3 tahun. (foto: dok istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Rhyo Satria Dwi Putra (9), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang alami gagal tumbuh sejak usia 3 tahun. (foto: dok istimewa)
ADVERTISEMENT
Blora - Akibat mengidap penyakit komplikasi, seorang bocah bernama Rhyo Satria Dwi Putra (9), asal Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, alami gagal tumbuh.
ADVERTISEMENT
Sejak usia tiga tahun, kondisi Rhyo mengalami pertumbuhan yang lambat (gagal tumbuh). Saat ini, Ia hanya memiliki berat badan sekitar 7,3 kilogram. Rhyo juga mengalami kesulitan dalam berjalan, namun untuk makan dan bicara ia bisa.
Ibunda Rhyo, Arohma (37), kepada awak media mengungkapkan awal mula anaknya diketahui mengidap penyakit komplikasi tersebut saat berusia 3 tahun, atau tepatnya setahun setelah ayah kandungnya meninggal dunia.
Saat itu, Arohma memeriksakan anaknya, namun ia merasa kaget setelah dokter memberitahukan penyakit yang diderita oleh anaknya tersebut.
"Kata dokter sakit komplikasi, paru-paru pasti ada, saya kaget pak, bapaknya kan perantauan," kata Arohma.
Arohma menjelaskan anaknya memang mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik (gagal tumbuh) sejak usia 3 tahun, dan memang berat badannya sulit untuk naik atau mengalami kegagalan penambahan berat badan.
ADVERTISEMENT
Rhyo Satria Dwi Putra (9), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang alami gagal tumbuh sejak usia 3 tahun. (foto: dok istimewa)
Beragam upaya telah dilakukan oleh keluarga, agar bocah tersebut dapat sehat dan normal seperti teman-teman sebayanya. Pengobatan di Blora, Semarang dan beberapa tempat lainnya juga telah dilakukan secara rutin.
Sementara untuk biaya pengobatannya, keluarga tersebut sempat mengeluarkan uang ratusan ribu untuk sekali berobat. Namun Rhyo juga mendapatkan pengobatan secara gratis.
"Berobatnya dikasih gratis, kalau mobilnya rombongan dari rumah sakit, dan saat ini pakai mobil siaga milik desa," kata Arohma.
Saat ini Rhyo memang mengalami kesulitan dalam berjalan. Bahkan, ia terlihat lemah dan sedih dengan kondisi yang dialaminya. Di usianya yang menginjak 9 tahun, Rhyo hanya memiliki berat badan sekitar 7,3 kilogram.
"Sekitar satu bulanan enggak bisa jalan. Kalau mau jalan ya dituntun, kalau untuk makan dan bicara ya bisa," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi tersebut, Rhyo juga merasa kurang percaya diri untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya.
"Kalau pergaulan sebelum ngedrop ya biasa saja, main sama teman, tapi kan tetap saja ada omongan dari tetangga, kan ada penyakit paru dikhawatirkan menular ke orang lain," kata Arohma.
Dengan kondisi tersebut, sejumlah pihak juga sudah memberikan bantuan untuk kesembuhan putranya itu.
"Kalau dari desa selalu membantu, puskesmas juga, kemarin dari yayasan Solo, dari Dinsos juga sudah. Harapannya ya bisa sehat kembali, bisa berjalan," tutur Arohma berharap.
Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Dikan, mengaku bahwa pihak Pemerintah Desa telah berupaya membantu kesembuhan warganya, namun karena penyakitnya yang sudah kronis pihak desa tidak bisa berbuat banyak.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, bantuan pengobatan untuk Rhyo juga terus dilakukan baik dari pihak pemerintah desa, Puskesmas, maupun dinas terkait.
"Saat berobat, pihak desa selalu memfasilitasi, karena sudah terlalu lama (kronis), jadi kita terus berdoa semoga Rhyo bisa segera sehat kembali," tutur Dikan. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com