Jembatan Penghubung 5 Desa di Blora Ambrol, Akses Warga Terganggu

Konten Media Partner
3 Desember 2018 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Penghubung 5 Desa di Blora Ambrol, Akses Warga Terganggu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Blora - Hujan deras yang menguyur wilayah Kabupaten Blora selama beberapa hari terakhir menyebabkan jembatan penghubung yang berada di Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, pada Jumat lalu (30/11/2018), putus.
ADVERTISEMENT
Fondasi jembatan tak mampu menahan derasnya arus Sungai Canggah. Akibatnya, warga di lima desa yaitu Desa Karang Tengah, Sendangrejo, Sumberejo, Gede, dan sebagian warga di Dukuh Canggah Desa Canggah, tak bisa melintas.
Didik, warga desa setempat mengatakan arus air sungai yang begitu deras menerjang jembatan, sehingga fondasi tergerus dan ambrol.
“Kejadian Jumat sore, saat itu hujan deras dan luapan sungai memutus jembatan penghubung tersebut,” tutur Didik, Senin pagi (03/12/2018).
Menurutnya, putusnya jembatan sangat menghambat akses lalu lintas warga yang berada di lima desa, mengingat jembatan tersebut merupakan jembatan utama bagi warga dalam beraktivitas.
Didik menambahkan, setiap hujan lebat, sungai tersebut pasti banjir, namun derasnya arus sungai kali ini membuat jembatan yang kecil tersebut tidak kuat menahan derasnya aliran air sungai.
ADVERTISEMENT
“Setiap hujan deras pasti begitu, dulu pernah putus juga, tapi tahun ini putus lagi,” tuturnya.
Sementara itu, warga lainnya, Suwaji, mengatakan luapan Sungai Talokwohmojo yang begitu deras tak mampu ditahan bangunan jembatan yang hanya mengandalkan pipa dan sejumlah beton cor, yang ditata di atas pipa. Bekas ambrolnya jembatan tersebut mencapai panjang 10 meter dengan kedalaman 5 meter.
“Tahun lalu pernah ambrol dan sudah diperbaiki oleh Pertamina, namun hanya diperbaiki dengan diurug saja, tidak dibuat jembatan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Suwaji menjelaskan ambrolnya jembatan sangat mengganggu aktivitas warga dan anak sekolah karena jalur tersebut merupakan akses utama bagi warga untuk beraktivitas. Saat ini warga terpaksa memutar arah hingga menempuh jarak cukup jauh, untuk sampai tujuan dengan melewati beberapa desa.
ADVERTISEMENT
“Kasihan anak-anak sekolah, terlebih musim hujan seperti ini. Untuk ke sekolah mereka harus putar arah,” terangnya.
Suwaji berharap, pemerintah desa, pemerintah daerah, dan Pertamina bisa segera memperbaiki jalan tersebut, sehingga aktivitas warga tidak terhambat dan bisa lancar kembali.
“Karena jalur ini juga digunakan perusahaan minyak PT Sarana GSS Trembul, jadi mungkin bisa diperbaiki secara bersama,“ ujarnya berharap. (teg/imm)