Jembatan Glendeng di Tuban Ditutup, Jasa Perahu Penyeberangan Ketiban Rezeki

Konten Media Partner
13 September 2021 13:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jasa perahu penyeberangan tradisional di Jembatan Glendeng, yang menghubungkan Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro Kota. (foto: dan/beritabojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Jasa perahu penyeberangan tradisional di Jembatan Glendeng, yang menghubungkan Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro Kota. (foto: dan/beritabojonegoro)
ADVERTISEMENT
Tuban - Jembatan Glendeng, yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo, yang menghubungkan Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro Kota, pada Kamis (09/09/2020) pukul 00.00 WIB, kembali ditutup total, baik untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, karena akan mulai dilakukan perbaikan.
ADVERTISEMENT
Penutupan jembatan tersebut memberikan rezeki tersendiri bagi warga sekitar, baik warga Desa Simo, Kecamatan Soko, maupun warga Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro, yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengoperasikan jasa perahu penyeberangan tradisional menggunakan perahu kayu bermesin, yang dikenal dengan istilah tambangan.
Menurut penelusuran awak media ini, untuk perahu yang dioperasikan warga Desa Simo, Kecamatan Soko, dalam sehari bisa meraup omzet sekitar Rp 2,5 juta, sementara perahu yang dioperasikan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro, merapu omzet sekitar Rp 1,2 juta, karena perahu yang digunakan lebih kecil.
Jasa perahu penyeberangan tradisional di Jembatan Glendeng, yang menghubungkan Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dan Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro Kota. (foto: dan/beritabojonegoro)
Salah satu pengelola jasa perahu penyeberangan, Herman, warga Desa Kalirejo, Kecamatan Bojonegoro, kepada awak media ini Senin (13/09/2021) mengaku dirinya bersama rekan-rekannya mengoperasikan perahu penyeberangan sudah selama empat hari atau sejak penutupan jembatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, perahu kecil tersebut ia sewa bersama rekan-rekannya seharga Rp 125 ribu per hari. Dalam operasinya, perahu tersebut diawaki oleh empat orang, terdiri dari seorang juru mesin, dan tiga penarik tali tambang perahu.
"Perahu yang kami sewa ini lebih kecil daripada yang digunakan oleh penambang dari Desa Simo. Paling banyak perahu kami cuma muat 9 samapi 10 penumpang bermotor," kata Herman. Senin 13/9/2021.
Herman menjelaskan untuk jasa penyeberangan tersebut tiap-tiap penumpang yang mengendarai sepeda motor dikenai tarif sebesar Rp 3.000. Sementara untuk pengendara sepeda cukup membayar Rp 1000 saja.
"Khusus untuk anak sekolah, kami tidak memungut ongkos. Anak sekolah gratis." kata Herman.
Herman juga menjelaskan bawah dalam sehari, jasa penyeberangan tambangan dibagi dua sif kerja, masing-masing sif diawaki 4 orang, sehingga total ada 8 orang. Untuk sif pertama mulai pukul 05.00 WIB sampai 13.00 WIB, sementara untuk sif kedua mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Dari dua sif itu, setiap hari Herman mangaku rata-rata mendapatkan omzet sekitar Rp 1,2 juta.
ADVERTISEMENT
"Dari perahu kecil ini setiap hari omzetnya sekitar 1,2 juta rupiah. Yang seberang sana, yang operatornya warga Simo, perahunya lebih besar. Setiap hari bisa mendapatkan 2,5 juta rupaih." kata Herman.
Sementara itu salah satu warga Mukti (45) mengaku menggunakan jasa penyeberangan karena kalau memutar dari jembatan Kali ketek terlalu jauh karena rumah saya utaranya jembatan glendeng mas
Sementara itu, salah satu warga Desa Simo, Kecamatan Soko bernama Mukti (45) mengaku menggunakan jasa penyeberangan karena menurtnya lebih cepat, daripada harus mengambil jalur alternatif melalui Jembatan Kaliketek dan jalan poros Desa Menilo.
"Kalau memutar dari Jembatan Kaliketek terlalu jauh, karena rumah saya di utaranya Jembatan Glendeng," kata Mukti.
Untuk diketahui, Jembatan Glendeng, yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo, yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, yang berada di Desa Simo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, pada Selasa (03/11/2020) lalu mengalami kerusakan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada Kamis (09/09/2020), jembatan tersebut kembali ditutup total, baik untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, karena akan mulai diperbaiki, sehingga jembatan tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki.
Sebagai jalur alternatif, untuk kendaraan roda dua dapat melalui jalan poros desa Menilo, baik dari arah Bojonegoro ataupun Tuban. Sementara untuk kendaraan roda empat dan atau lebih, dapat melewati jalur alternatif Jembatan Kaliketek-Ponco.
Sementara, proses pembangunan Jembatan Glendeng ditargetkan selama kurang lebih 4 bulan.
Reporter: Dan Kuswan
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com