Kementan Apresiasi Keberhasilan Riset Pengembangan Padi di Blora

Konten Media Partner
17 Juni 2021 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Balitbangtan, Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Fadjry Djufry MSi, saat laksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Blora. Kamis (17/06/2021) (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Balitbangtan, Kementerian Pertanian RI, Dr Ir Fadjry Djufry MSi, saat laksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Blora. Kamis (17/06/2021) (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Blora - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dr Ir Fadjry Djufry MSi, pada Kamis sore (17/06/2021) melaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Blora.
ADVERTISEMENT
Kedatangannya ke Blora guna meninjau langsung lahan sawah tadah hujan yang menjadi pilot project Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) di Desa Prantaan, Kecamatan Bogorejo.
Didampingi Bupati H Arief Rohman SIP MSi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blora, Ir Reni Miharti MAgr Bus, rombongan tiba di persawahan Desa Prantaan dan langsung meninjau lahan sawah tadah hujan yang telah ditanami 10 varietas padi hasil penelitian Balitbangtan pada bulan April 2021 lalu.
Varietas padi yang ditanam tersebut di antaranya Cakrabuana, Inpari 39 Tadah Hujan, Inpari 46 Agritan TDH, Inpari 43 Agritan GSR, Inpari 42 Agritan GSR, Inpari Digdaya, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 12, dan Inpago 13 Fortiz.
Lahan sawah tadah hujan yang menjadi pilot project Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) di Desa Prantaan, Kecamatan Bogorejo, Blora. (foto: istimewa)
Usai meninjau kondisi pertumbuhan padi, rombongan berdialog dengan petani setempat dan Forkopimcam Bogorejo, Kades Prantaan serta warga sekitar.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah ternyata pertumbuhan 10 varietas padi hasil penelitian Balitbangtan disini bisa tumbuh bagus. Yang paling bagus terlihat ada Cakrabuana, mungkin ini yang paling cocok dengan kondisi tanah Blora. Kami bertekad agar produktivitas pertanian bisa terus ditingkatkan meskipun pada lahan sawah tadah hujan yang minim air seperti di Blora ini,” ucap Fadjry Djufry.
Pihaknya berharap keberhasilan ini nantinya bisa dilanjutkan dan para petani di Desa Prantaan bisa menjadi pelopor atau tutor bagi para petani di desa lainnya.
Sementara itu, Bupati Arief Rohman juga merasa senang ketika tahu lahan sawah tadah hujan yang biasanya mengalami gagal panen di musim tanam kedua (MT2) karena kekurangan air, kini bisa lebih baik dengan bantuan Balitbangtan.
ADVERTISEMENT
“Terimakasih Balitbangtan Kementerian Pertanian. Blora yang biasanya dikenal kering, susah air, serta sering gagal panen kini perlahan mulai berubah dengan bantuan Pak Kepala Badan dan jajarannya. Jika memungkikan nanti saat panen akan kita undang Pak Menteri untuk hadir ke Blora untuk memotivasi petani kami,” tutur Bupati.
Diperkirakan tanaman padi ini akan memasuki masa panen pada minggu pertama bulan Juli 2021. Untuk varietas Cakrabuana diprediksi bisa menghasilkan gabah sebanyak 10,2 ton per hektare.
“Dari 16 Kecamatan se Kabupaten Blora, ada ada 4 Kecamatan yang ketersediaan airnya stabil. Selebihnya merupakan Kecamatan dengan sawah tadah hujan. Dengan adanya teknologi RPIK ini, kami berharap kedepan bisa direplikasikan ke seluruh wilayah Blora,” tutur Bupati.
Yatmo sebagai salah satu petani berharap program ini bisa terus berlanjut dan terus didampingi pemupukannya karena cukup memakai pupuk organik.
ADVERTISEMENT
“Ketika sawah di desa sebelah sudah ditanami jagung karena kurang air, kita masih bisa panen padi. Ini luar biasa. Semoga berlanjut dan kami minta tolong diajari tentang pembuatan pupuk organiknya, atau pupuk kandangnya. Karena yang akan kita panen ini kemarin dipupuk dengan pupuk organik dari Pati. Padahal Blora sendiri banyak kotoran sapi dan jagung, serta bahan pupuk lainnya,” tutur Yatmo. (teg/imm)
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com