Ketua AMSI: Sudah Saatnya Pemerintah Lakukan Pencegahan Hoax

Konten Media Partner
25 Maret 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut, dalam dialog khusus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/03/2019).
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut, dalam dialog khusus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/03/2019).
ADVERTISEMENT
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut, pada Senin (25/03/2019) pagi mengatakan, dalam mengatasi hoax, sudah saatnya pemerintah mulai memikirkan sisi pencegahan dari pada literasi-literasi. Karena hal itu sangat penting.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dengan karakter masyarakat saat ini yang lebih suka men-share yang lebih menyenangkan dirinya dengan andrenalin tinggi ketimbang sesuatu yang benar. Kemudian hoax ini juga sering kali tidak ada kaitannya dengan konstelasi politik seperti di USA.
“Jangan-jangan di kita juga seperti itu, saya sering lihat di mesin berbagi video, kelihatanya bukan dibikin oleh pendukung si A atau si B, tapi hanya mencari keuntungan. Dan ini harus ditindak tegas karena hoax menghancurkan peradaban bangsa," kata Wens dalam dialog khusus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/03/2019).
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut, dalam dialog khusus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/03/2019).
Termasuk hoax, juga dapat menimbulkan sikap apatis dari sebagian millennial untuk golput. Di mana fenomena golongan putih (golput) dilhiat dari sejarahnya adalah protes dari bagian sistem pada saat itu (orde baru).
ADVERTISEMENT
Dulu, kalau memilih artinya melegalkan sistem saat itu dan menjadi sangat relevan sebagai bagian dari protes terhadap sistem.
"Nah sekarang apa yang mau diprotes, sistem saat ini sudah terbuka dan melibatkan masyarakat dalam menentukan sesuatu. Kita mau protes soal trotoar terlalu kecil, cukup status rame-rame di media sosial, walikotanya akan melihat dan langsung merespon memperbaikinya," kata Wens.
Sekarang menurutnya, teknologi memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengatur jalannya kekuasaan. Pemerintah juga sudah memaksimalkan kekuatan teknologi sebagai jalan untuk melibatkan masyarakat dalam mengelola proses sesuatu.
"Jadi sangat-sangat clear sebenarnya, mau pilih A atau B sebaiknya jangan golput, kalau mau terlibat dalam mengelola atau mengatur yang tadi-tadi itu," katanya.
Masih menurut Kak Wens, sapaan akrabnya, kalau golput karena tanpa alasan yang kuat, maka sudah bukan lagi jamannya.
ADVERTISEMENT
"Saya kira udah ga jamannya ya, karena ga punya alasan lagi," ucapnya.
Kemudian lanjutnya, dari sisi tujuan bahwa politik itu mengatur kehidupan bersama. Kalau mengeluh soal listrik yang sering mati, ada instrumen politik yang bekerja dibelakang setrum itu.
"Ada proses politik dalam pasokan listrik dan lain sebagainya. Maka sekali lagi golput itu saat ini udah ga jamannya," tandasnya. (*/imm)
Penulis: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com