news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KKN Mahasiswa Undip Semarang, Ajari Ibu-ibu di Blora Olah Singkong

Konten Media Partner
29 Januari 2019 22:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Undip bersama ibu-ibu ,menggelar pelatihan mengolah makanan dari bahan jagung dan singkong ,di Desa Ngraho Kecamtan Kedungtuban Blora, Selasa (29/01/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Undip bersama ibu-ibu ,menggelar pelatihan mengolah makanan dari bahan jagung dan singkong ,di Desa Ngraho Kecamtan Kedungtuban Blora, Selasa (29/01/2019)
ADVERTISEMENT
Oleh Priyo SPd Blora - Selain dikenal sebagai penghasil minyak, Desa Ngraho Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora, kaya akan potensi pertanian. Dengan topografi wilayah yang sebagian diantaranya berbukit-bukit, desa yang dipimpin Kades Sumardji ini subur ditanami singkong dan jagung. Memanfaatkan hasil panen kedua komoditas pertanian yang melimpah tersebut, kuliah kerja nyata (KKN) tematik Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, berbagi pengetahuan dengan ibu-ibu di desa setempat, mengolah singkong dan jagung, menjadi es krim, dakocy (daun singkong crunchy) dan kikocy (keripik singkong crunchy). ‘ Koordinator mahasiswa KKN Undip di Desa Ngraho, Agung Eka Saputra mengatakan pihaknya ingin berbagi pengetahuan melalui pelatihan pengolahan sumber daya alam Desa Ngraho yaitu jagung, singkong serta pengolahan limbah kayu untuk meningkatkan nilai ekonomi. "Di kecamatan Kedungtuban banyak potensi hasil pertanian yang bisa di olah oleh ibu ibu untuk membantu perekonomian keluarga,’’ ujar Koordinator KKN Mahasiswa Undip di Desa Ngraho, Agung Eka Saputra, Selasa (29/01/2019) Agung menjelaskan, KKN Tematik Undip di Desa Ngraho telah dimulai sejak 27 Desember 2018. Salah satu tujuan utama mahasiswa KKN Tematik tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat desa. Sehingga diharapkan dapat berimplikasi pada penurunan angka kemiskinan. "Kami menggelar pelatihan pengolahan makanan. Dari semua produk buatan kami, memang kami sesuaikan dengan potensi alam Desa Ngraho,’’ tutur Agung. Pelatihan yang diikuti ibu-ibu tersebut menyajikan materi mengolah jagung menjadi es krim jagung yang memiliki cita rasa enak, aman dikonsumsi dan lebih sehat, karena tidak memakai bahan kimia. Selain itu dalam pembuatannya es krim jagung sangat mudah. Bahan-bahannya pun tidak sulit didapatkan. Dengan modal yang tidak banyak, es krim jagung dapat dijual seharga Rp 2.000 bungkus saja.
Mahasiswa Undip bersama ibu-ibu ,menggelar pelatihan mengolah makanan dari bahan jagung dan singkong ,di Desa Ngraho Kecamtan Kedungtuban Blora, Selasa (29/01/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Undip bersama ibu-ibu ,menggelar pelatihan mengolah makanan dari bahan jagung dan singkong ,di Desa Ngraho Kecamtan Kedungtuban Blora, Selasa (29/01/2019)
ADVERTISEMENT
Lasmirin, salah seorang warga yang mengikuti pelatihan mengatakan adanya pelatihan ini sangat membantu. Hal tersebut akan memberikan peluang dan nilai jual yang cukup menjanjikan untuk kalangan ibu-ibu rumah tangga di Desa Ngraho. "Kalau menjual di pasaran desa memang yang mudah-mudah saja. Saya malah senang kalau bisa jualan es krim jagung, soalnya belum pernah dijual disini,’’ kata Lasmirin. Selain jagung, dalam pelatihan itu dikenalkan pula cara mengolah makanan dari bahan dasar singkong. Bagian yang digunakan yaitu daun dan umbi nya. Daun singkong dan umbi singkong diolah menjadi produk yang diberi nama di pasaran yaitu Dakocy dan Kikocy. Produk Dakocy dan Kikocy ternyata sudah cukup familier di Desa Ngraho. Bahkan sudah ada usaha Dakocy telah mempunyai ijin SPP-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Dengan dikeluarkan ijin tersebut, maka pemasaran Dakocy dapat berkembang luas di tempat-tempat umum seperti di toko-toko. Suwati warga setempat mengkau pelatihan ini tentu berdampak positif, selain menjadi olahan lokal, pelatihan ini juga menjadi kesibukan ibu ibu rumah tangga untuk ikut menambah perekonomian keluarga. "Hasil olahannya enak, kemasan yang menarik, dan harga jualnya juga terjangkau. Saya menyakini Dakocy Kikocy bisa dipasarkan sebagai oleh-oleh khas Taman Wisata Wono Aji juga,’’ ujar suwati Selain pelatihan pengolahan makanan, KKN Tematik mahasiswa Undip juga berinovasi mengolah limbah kayu menjadi kerajinan tangan yang menarik. Apalagi, banyak warga Desa Ngraho yang memiliki limbah kayu yang tidak dipakai alias langsung dibuang. Limbah kayu diolah menjadi pin dan gantungan kunci dengan berbagai varian motif dan warna yang menarik. Pin dan gantungan kunci tersebut nantinya bisa dipasarkan di Taman Wono Aji sebagai oleh-oleh khas para wisatawan. (teg/imm)
ADVERTISEMENT