Pandemi COVID-19, Pengusaha Mebel di Bojonegoro Beralih Bikin Peti Mati

Konten Media Partner
12 Juli 2021 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas karyawan usaha mebel di Dusun Mejasem, Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, saat mebuat peti mati. (foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas karyawan usaha mebel di Dusun Mejasem, Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, saat mebuat peti mati. (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Adanya peningkatan kasus COVID-19 di Kabupaten Bojonegoro belakangan ini, membawa berkah bagi pengusaha mebel di Dusun Mejasem, Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Sebelum adanya pandemi COVID-19, pengusaha mebel bernama H Abul Mustajib ini hanya membuat perabotan seperti bangku sekolah, meja, kursi, almari dan perabotan lainnya sesuai pesanan dari konsumen. Namun seiring meningkatnya pasien COVID-19 yang meninggal dunia belakangan ini, dirinya juga melayani pesanan peti mati.
Kepada awak media ini Senin (12/07/2021) Abdul Mustajib mengaku bahwa dirinya telah lama menggeluti usaha pembuatan mebel atau furnitur, namun karena akhir-akhir ini sepi pesanan sehingga dirinya tidak menolak saat ada pesanan peti mati.
"Kasihan tukang saya belakangan ini jadi naggur karena sepi pesanan. Agar bisa bertahan selama pandemi ini, kami tidak menolak saat ada pesanan peti mati," kata Abdul Mustajib. Senin (12/07/2021).
Aktivitas karyawan usaha mebel di Dusun Mejasem, Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, saat mebuat peti mati. (foto: istimewa)
Abdul Mustajib menyampaikan bahwa saat ini dirinya memiliki 20 orang karyawan dan sebelumnya hanya melayani pesanan mebel saja, dan yang terbanyak pesanan bangku sekolah. Namun karena sejak adanya pandemi COVID-19, banyak sekolah yang libur atau kegiatan sekolah dilaksanakan secara daring, sehingga permintaan bangku sekolah menurun sangat drastis. Dan saat ada pesanan peti mati, dirinya tidak menolak.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya saya belum pernah mengerjakan pekerjaan ini, tapi kalau di bidang mabel saya sudah lama. Ini karena sekolahan juga libur banyak murid dan sekolah daring, jadi permintaan bangku sekolah menurun sangat drastis sedangkan saya harus mempertahankan karyawan saya, jadi saat ada pesanan ini ya mau tidak mau kita layani,"
Abdul Mustajib mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, ada peningkatan pesanan peti mati, namun dirinya hanya membuat peti mati sesuai dengan pesanan saja. Dirinya mengaku hingga saat ini telah menerima pesanan peti mati total sebanyak 250 unit, dan dari jumlah tersebut yang 100 unit dipesan di awal bulan Juli 2021 ini.
"Akhir-akhir ini memang ada penambahan permintaan. Tapi kami hanya membuat sesuai dengan pesanan saja. kami tidak bikin cadangan atau membuat stok." kata Abdul Mustajib.
ADVERTISEMENT
Aktivitas karyawan usaha mebel di Dusun Mejasem, Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, saat mebuat peti mati. (foto: istimewa)
Abdul Mustajib menjelaskan bahwa saat ini dirinya hanya melayani pesanan dalam jumlah besar. Menurutnya instasi atau rumah sakit yang pesan minimal 50 unit sampai 100 unit dalam satu kali pesanan.
"Yang pesan kebanyakan dari Kabupaten Bojonegoro tapi ada juga dari kabupaten sebelah, seperti Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan." kata Abdul Mustajib.
Sementara, untuk harga Abdul Mustajib mematok harga Rp 750 ribu hingga Rp 1,25 juta, tergantung dari bahan atau kayu yang diminta oleh pemesan.
"Untuk harga tergantung bahan dan jumlah pesanannya," kata Abdul Mustajib. (dan/imm)
Reporter: Dan Kuswan
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com