Pemkab Blora Coba Adopsi Program Gertak Pemkab Trenggalek

Konten Media Partner
24 Oktober 2019 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan Pemkab Blora dan Pemkab Trenggalek, saat foto bersama. Kamis (24/10/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Pemkab Blora dan Pemkab Trenggalek, saat foto bersama. Kamis (24/10/2019)
ADVERTISEMENT
Trenggalek - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis (24/10/2019) laksanakan kunjungan kerja ke Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan tersebut, Pemkab Blora lirik program Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan (Gertak) milik Pemkab Trenggalek.
Kunjungan kerja tersebut dipimpin oleh Wakil Bupati Blora, Arief Rohman MSi, didampingi Sekda Blora, Komang Gede Irawadi; Asissten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Poerwadi Setiono, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Suryanto; Kepala Bappeda, Samsul Arief; beserta tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Blora.
Wakil Bupati Blora Arief Rohman MSi saat laksanakan kunjungan kerja di Pemkab Trenggalek. Kamis (24/10/2019)
Wakil Bupati Blora Arief Rohman MSi mengatakan memilih Trenggalek sebagai tempat rujukan, karena Pemerintah Blora menganggap penanganan kemiskinan di Trenggalek sudah baik, terpadu dan telah diakui secara nasional.
"Kita ingin belajar dari Trenggalek soal penanggulangan kemiskinan yang sudah sukses dan berhasil dilakukan di Trenggalek. Programnya cukup bagus dan kita ingin mengadopsi ini untuk kita tiru di Kabupaten Blora nanti," kata Arief Rohman.
ADVERTISEMENT
Arief Rohman menambahkan, sebenarnya Blora sendiri sudah melakukan hal yang sama untuk penanganan kemiskinan di Blora, dengan melibatkan BAZNAS untuk bersinergi dalam menangani kemiskinan. Namun GERTAK di Trenggalek lebih komperhensif dan tertata. Sehingga kita ingin mengadopsinya.
"Pondasi kita sudah ada, namun perlu dilengkapi dengan sistem yang baik seperti milik Trenggalek ini." tuturnya mengimbuhkan.
Sebelum bertemu dengan Bupati Trenggalek,Wakil Bupati beserta rombongan didampingi Tim Penanganan Kemiskinan Terpadu Kabupaten Trenggalek, meninjau Posko GERTAK Trenggalek untuk menggali informasi secara detail dan menjajal fitur-fitur aplikasi penanganan kemiskinan yang dimiliki Posko GERTAK Trenggalek.
Dalam kesempatan berbeda Kepala BAPEDA Kabupaten Blora, Samsul Arief mengatakan penangangan kemiskinan di Trenggalek sudah tertata secara sistematis baik perangkat lunak, perangkat kerasnya maupun sumberdayanya sudah dipersiapkan, sehingga laporan dari masyarakat langsung bisa dilakukan tanggapan.
ADVERTISEMENT
"Inovasi di Trenggalek inilah ingin kita adopsi ke Blora, sehingga Blora bisa melakukan hal yang sama dengan Trenggalek," tutur Samsul Arief.
Menurut Samsul yang membedakan dengan Blora penanganan kemiskinan di Trenggalek berbasis data terpadu. Laporan masyarakat yang masuk, diverifikasi secara data dan juga diverifikasi dilapangan oleh pasukan pink yang bersifat independen untuk melakukan pembuktian.
"Apa yang kami dapatkan dari studi tiru ini selanjutnya akan kami sampaikan sebagai bahan masukan kepada Tim Percepatan kemiskinan di Blora," katanya.
Usai meninjau Posko GERTAK yang berada di area Kantor Wakil Bupati Trenggalek, rombongan dari Kabupaten Blora ini melanjutkan perjalanan kaki menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha.
Wakil Bupati Blora Arief Rohman MSi saat laksanakan kunjungan kerja di Pemkab Trenggalek. Kamis (24/10/2019)
Mendapat kunjungan teman sejawat, Wakil Bupati Blora, Arief Rohman dan jajaran, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berbagi pengalaman mengenai penanganan permasalahan kemiskinan. Pihakmya juga menyambut baik kunjungan teman sesama kepala daerah tersebut. Dirinya juga memuji kedatangan Wabup Blora dengan Tim yang cukup lengkap.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak pernah saat melakukan kunjungan kerja dengan tim selengkap ini, salut buat beliau," ucap Arifin
Di ruang Paringgitan Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Bupati termuda ini menceritakan bagaimana awalnya dirinya bersama Bupati Trenggalek terdahulu, Emil Dardak membuat inovasi penanganan kemiskinan ini hingga GERTAK ini menjadi sebuah program penanganan kemiskinan terpadu.
"Gertak ini datangnya tiba-tiba, karena ketika kami dilantik sudah berada dipertengahan tahun," kata Nur Arifin kepada koleganya.
Saya menambahkan Gertak ini bukannya program melainkan sebuah gerakan gotong royong, yang melibatkan keikutsertaan banyak pihak.
"Dalam program Gertak ini yang banyak rekomendasinya adalah masalah kesehatan, karena ketika sehat itu orang tidak bingung, namun ketika sakit orang bisa jatuh miskin atau mengaku miskin. Selain itu juga ada sebagaian kalau buat pulsa mau bayar namun kalau untuk BPJS tidak mau bayar," katanya.
ADVERTISEMENT
Gertak Trenggalek melibatkan hampir semua OPD untuk berkolaborasi, bekerja secara keroyokan. Setiap kebijakan yang mau diambil Bupati Trenggalek ini menghimbau kepada Dinas-dinas untuk selalu tengok kebawah siapa yang mau di sasar, sehingga GERTAK ini tidak hanya slogan saja.
Nur Arifin menambahkan, kunci dalam GERTAK ini, yaitu stakeholder terkait seperti BAZNAS. BAZNAS ini menarik, karena ketika kita berbicara kemiskinan kita pasti mengacu berdasarkan data BPDT. Sedangkan data tersebut kadang tidak sesuai realita dan warga miskin diluar data BPDT itu masih banyak.
"Hal ini memaksa kami untuk mencari anggaran diluar Pemerintah. Waktu itu saya hanya kepikiran BAZNAS saja," tuturnya melanjutkan.
Mas Ipin sapaan akrab Bupati Trenggalek sempat bercerita bagaimana awal dirinya masuk kedalam Pemerintahan di Trenggalek, uang yang masuk ke BAZNAS cuma Rp. 8 juta per bulan dan kini sudah berubah drastis menjadi Rp. 400 juta/bulan dan digunakan untuk penanganan kemiskinan di Trenggalek.
ADVERTISEMENT
"Selama perjalanan ini tentu juga banyak permasalahan, namun demikian kami terus berupaya meminimalisir permasalahan tersebut dan terus berbenah" katanya.
Bupati Trenggalek juga mengandeng sebuah komunitas di sebuah sosial media, yang suka mengkritisi pemerintah tanpa memberikan solusi diajak berperan dalam penanganan kemiskinan ini.
Dengan dinamakan 'Pasukan Pink' para relawan ini diajak peran aktifnya untuk bersedekah informasi dan tenaganya. Mereka bertugas untuk memverifikasi usulan yang masuk dengan fakta di lapangan. Termasuk menyaring informasi dari bawah untuk diusulkan ke Posko GERTAK.
"Hal ini menjadi kolaborasi yang apik untuk penanganan kemiskinan di Trenggalek dan yang membanggakan lagi relawan ini bekerja tulus tanpa digaji oleh pemerintah," kata Bupati Trenggalek
Acara tersebut di akhiri dengan foto bersama Bupati Trenggalek dengan Wakil Bupati beserta tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Blora. (teg/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah terbit di: https://beritabojonegoro.com