PEPC Garap Potensi Tanaman Kayu Putih di Bojonegoro

Konten Media Partner
1 Maret 2019 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih, yang digelar PEPC, di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem  Bojonegoro. Jumat (01/03/2019).
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih, yang digelar PEPC, di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Jumat (01/03/2019).
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - PT Pertamina EP Cepu (PEPC), melalui program Community Development yang berkelanjutan, pada Jumat (01/03/2019), menggelar program Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang digelar di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro tersebut untuk menggarap potensi pengembangan pohon kayu putih di sekitar daerah Perhutani Kabupaten Bojonegoro, terutama di Kecamatan Ngasem, Kalitidu dan Kedungadem. bertempat
Dalam kegiatan tersebut, PEPC bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngasem dan Institute Development of Society (IDFoS), tak hanya melakukan pelatihan manajemen organisasi atau penyusunan rencana usaha BUMDes, namun agenda tersebut juga diisi dengan manajemen produksi, keuangan dan analisa usaha.
Sebelumnya Perhutani melakukan pembibitan pohon kayu putih di Kecamatan Dander. Penanaman minyak kayu putih di tiga kecamatan tersebut berada di lahan seluas lebih dari 800 hektare, yang sudah berjalan dari tahun 2016. Dan di tahun 2018, panen bersama telah dilakukan, menghasilkan sekitar 600 ton daun kayu putih.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui beberapa tahapan, seperti koordinasi dengan pihak desa dan pihak terkait lainnya, hingga penandatangan kesepahaman pengembangan usaha, para anggota BUMDes melalui serangkaian pelatihan yang bertujuan untuk membangun kapasitas dalam menyusun rencana usaha pengolahan daun minyak kayu putih dan analisa kelayakan usaha.
Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih, yang digelar PEPC, di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Jumat (01/03/2019).
Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih, yang digelar PEPC, di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Jumat (01/03/2019).
JTB Site Office & PGA Manager PEPC, Kunadi menuturkan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah melatih para anggota BUMDesa untuk merumuskan skema yang jelas dari sebuah usaha yang akan dilaksanakan, menuangkan gagasan mereka untuk mengembangkan usaha tersebut dan membangun analisa kelayakan sehingga mereka dapat menghindari risiko kerugian, memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan dan memudahkan pengendalian.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ini sendiri akan berjalan selama lima bulan, dengan melatih anggota BUMDesa. Nantinya mereka akan belajar bagaimana mengolah tanaman kayu putih, hingga menyulingnya menjadi minyak kayu putih.” tutur Kunadi.
Ia juga menuturkan, pelatihan ini merupakan langkah awal yang signifikan untuk melatih para anggota BUMDesa mempersiapkan usaha mereka, sehingga pada pelaksanaannya mereka sudah dapat memprediksi faktor untung ruginya usaha mereka.
“Dalam kaitan ini, kami mempercayakan pada IDFoS yang mempunyai kapasitas untuk membimbing anggota BUMDesa.” ujar Kunadi, JTB Site Office & PGA Manager PEPC.
Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih, yang digelar PEPC, di balai Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Jumat (01/03/2019).
Manajer Program dari Institute Development of Society (IDFoS), Lely Mubarokah menuturkan bahwa pengembangan usaha ini tentunya perlu mendapat apresiasi. Namun lebih dari itu, ada banyak ruang untuk perbaikan. Menurutnya, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan sebelumnya, manajemen BUMDes dan Prosedur Standar Kinerja BUMDesa perlu ditingkatkan lagi demi kemajuan bersama
ADVERTISEMENT
“Banyak kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manajemen BUMDes.” kata Lely Mubarokah.
Terlebih, lanjut Lely, saat ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga mempunyai program pembagian modal sebesar Rp 100 juta untuk BUMDes, yang memiliki program pariwisata dan agribisnis.
“Beberapa perbaikan juga bertahap untuk dilakukan demi kemajuan BUMDes,” katanya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Ngasem, Suwondo yang optimis pelatihan rencana usaha desa hari ini dapat memberikan pencerahan kepada anggota BUMDes untuk semakin fokus dalam merencanakan usaha.
"BUMDesa Ngasem sendiri berencana mengembangkan bidang usahanya antara lain dalam bidang perikanan, peternakan selain pengolahan daun kayu putih." tutur Suwondo.
Ketua BUMDes Ngasem, Andi Anggono, pihaknya menyambut usulan dan rekomendasi dari IDFoS, terkait perbaikan manajemen BUMDes dan Prosedur Standar Kinerja BUMDesa demi kemajuan bersama.
ADVERTISEMENT
“Ruang untuk perbaikan tersebut merupakan tantangan untuk BUMDesa menjadi lebih baik lagi.” tutur Andi Anggono. (red/imm)
Penulis: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com