Permasalahan Utama Persibo Bojonegoro, Terkendala Dana

Konten Media Partner
28 Februari 2019 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukman Wafi SH MSi, Mantan CEO Persibo 2012-2013
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Wafi SH MSi, Mantan CEO Persibo 2012-2013
ADVERTISEMENT
EKSISTENSI Persibo Bojonegoro, dalam beberapa pekan terakhir ini, menjadi perbincangan masyarakat pecinta bola di Kabupaten Bojonegoro. Betapa tidak, klub kebanggaan masyarakat Bojonegoro tersebut saat ini mengalami sejumlah permasalahan.
ADVERTISEMENT
“Permasalahan utamanya adalah terkendala dana”.
Selama ini, sumber dana untuk pengelolaan Persibo, saat berlaga di kompetisi Liga 3, masih bergantung pada manajemen (red, uang pribadi manajemen), sponsor dan dari pendapatan penjualan tiket pertandingan.
Jika ditelisik, dana dari para pengurus (red, uang pribadi), tentunya sangatlah terbatas. Sementara, pendapatan dari sponsor, masih belum dapat untuk membiayai klub. Hal tersebut karena dengan adanya Persibo berkompetisi di liga 3, tidak menarik atau tidak memberikan dampak ekonomi untuk kepentingan sponsor.
Sedangkan uang pendapatan dari hasil penjualan tiket pertandingan kandang (home), juga masih relatif sangat kecil, jika dibanding biaya operasional klub yang cukup besar. Terlebih lagi, di saat Persibo berkompetisi di Liga 3, dalam beberapa pertandingan home, jumlah penonton yang hadir di stadion Letjen H Sudirman Bojonegoro, relatif tidak banyak.
ADVERTISEMENT
Lantas dari manakah Persibo berharap mendapatkan dana untuk mengelola klub?
Salah satu yang paling memungkinkan adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro.
Namun perlu diingat, ada beberapa hal yang saat ini belum memungkinkan untuk dilaksanakan, dikarenakan status Persibo saat ini adalah klub profesional, dibawah pengelolaan PT Semangat Bojonegoro Jaya (SBJ).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 22 tahun 2011, APBD dilarang dipergunakan untuk membiayai klub profesional.
Lalu dengan cara apa untuk merespon semangat masyarakat pecinta bola di Kabupaten Bojonegoro yang sangat heroik itu.
Tidak ada cara lain kecuali tanggalkan status Persibo sebagai klub profesional dan beralih status sebagai klub amatir.
Berdasarkan regulasi PSSI sebelumnya, semua klub yang bertanding di Liga 3, statusnya dikategorikan sebagai klub amatir, meskipun ada beberapa klub yang bertandi di Liga 3, berstatus profesional, salah satunya Persibo.
ADVERTISEMENT
Dan Liga 3 2019, pastinya juga akan digelar dengan predikat sebagai liga amatir. Ini tidak ada hubungannya dengan Kongres Luar Biasa PSSI, yang akan segera digelar.
Menurut saya, kenapa tidak dimulai dari sekarang. Manajemen Persibo segera ambil keputusan membubarkan PT Semangat Bojonegoro Jaya (SBJ), dan menyerahkan Persibo kepada Askab PSSI Bojonegoro.
Pembubaran sebuah perseoran badan hukum, memang perlu waktu, harus melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) dan keputusan pengadilan dan atau Keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Menurut hemat saya, manajemen Persibo saat ini, tidak usah sungkan-sungkan mengeluarkan surat keterangan tidak mampu untuk melanjutkan pengelolaan PT Semangat Bojonegoro Jaya, dan tidak perlu menunda-nunda lagi proses pembubaran PT Semangat Bojonegoro Jaya.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah ada keputusan yang berkekuatan hukum tetap, tentang pembubaran PT Semangat Bojonegoro Jaya, maka Persibo sudah bisa mengakses dana APBD, untuk berkompetisi di liga amatir.
Perda tentang APBD 2019 sedang berjalan, sementara jika berharap dari perubahan APBD, yang kemungkinan baru sekitar bulan September 2019, tentu sangat riskan, sementara kompetisi liga 3, menurut rencana akan dimulai pada bulan Juli 2019.
Dalam mempersiapkan tim Persibo yang akan berlaga di liga 3, Manajemen Persibo yang baru, di bawah Askab PSSI Bojoegoro, bisa berkolaborasi dengan tim sepak bola yang dipersiapkan untuk Porprov Jatim, dengan pelatih yang sudah ada dan berlisensi. Tentu dengan menambahkan beberapa pemain senior.
Soal dana untuk Askab PSSI, KONI Kabupaten Bojonegoro bisa menambah alokasi anggaran untuk Askab PSSI Bojonegoro, dan Askab untuk sementara dapat meniadakan kompetisi internal, untuk fokus mempersiapkan Tim Porprov dan Tim Liga 3.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Persibo berpacu dengan waktu. Hemat saya, yang diperlukan saat ini adalah berembug untuk mengambil keputusan, duduk satu meja, baik itu dari unsur Pemkab Bojonegoro, KONI, Askab, Manajemen Persibo, dan tentunya juga dari perwakilan suporten juga juga harus disertakan.
Inshaa Allah tidak ada yang sulit, asal mengedepankan kepentingan Bojonegoro yang enerjik dan produktif. (*/imm)
Penulis: Lukman Wafi SH MSi (Mantan CEO Persibo 2012-2013)
Editor: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com