Konten Media Partner

Resensi Buku: Dunia Sukab

17 Oktober 2021 13:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover buku Dunia Sukab karya Seno Gumira Ajidarma. (Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Cover buku Dunia Sukab karya Seno Gumira Ajidarma. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buku Dunia Sukab merupakan sebuah novel karangan Seno Gumira Ajidarma yang berisikan 17 judul cerpen yang memuat cerita tentang gambaran kehidupan rakyat biasa yang sering kita jumpai dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Cerpen-cerpen dalam buku Dunia Sukab ini memiliki cerita yang sungguh menghibur dan memberikan gambaran kepada kita tentang sebuah kisah yang terjadi di suatu tempat, entah di mana itu, dengan tokoh Sukab yang menjadi misteri.
Tidak ada yang tahu pasti siapa itu Sukab, karena Sukab hadir dalam berbagai cerita dan berbagai peran yang dimainkannya dalam cerita tersebut.
Seperti dalam cerita bab pertama, Sukab ini berperan menjadi beberapa tokoh di setiap ceritanya dan selalu berbeda pula peran yang dimainkan. Sukab dapat menjadi seorang lelaki perebut istri orang, Sukab dapat menjadi seorang penjual buah, Sukab dapat menjadi seorang suami hidung belang, dan Sukab dapat menjadi seorang pelapor kasus.
Dalam buku ini Sukab bisa menjadi siapa saja, dari menjadi tokoh utama ataupun menjadi tokoh sampingan yang hanya sekadar lewat dalam sebuah cerita.
ADVERTISEMENT
Di bab pertama buku ini, dengan jelas menggambarkan siapa Sukab itu dan apa perannya dalam cerita tersebut, melalui penyebutan nama yang gamblang, namun berbeda dengan cerita yang ada di bab kedua dan ketiga, tokoh Sukab ini akan sangat susah kita temui, karena dalam ceritanya nama Sukab sudah tidak disebutkan sama sekali, bahkan saya berpikir kalau Sukab ini yang ada di dalam cerita bisa saja menjadi seorang yang hanya lewat di tengah cerita, atau Sukab ini berperan sebagai narator yang bercerita tentang kisah yang ada di dalam buku ini, atau bahkan Sukab ini merupakan kita yang sedang membaca novel Dunia Sukab.
Sukab merupakan tokoh ajaib yang keberadaannya tidak bisa kita prediksi karena Sukab lahir menjadi karakter yang serba ada di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Cover buku Dunia Sukab karya Seno Gumira Ajidarma. (Istimewa)
Seno Gumira Ajidarma merupakan seoarang penulis dan ilmuan sastra Indonesia yang lahir pada tanggal 19 Juni 1958 di Boston, Amerika serikat. Seno Gumira Ajidarma yang sering disapa dengan panggilan Seno ini merupakan seorang penulis yang terkenal dan pandai dalam menyusun diksi-diksi kata dalam setiap tulisannya. Seperti dalam buku Dunia Sukab ini, Seno menceritakan berbagai kisah menarik yang membuat kita penasaran dan juga terhibur saat membaca karyanya.
Cerpen yang ada di dalam buku Dunia Sukab ini terdiri dari tiga bab, berisi 17 judul cerpen yang memuat cerita tentang gambaran kehidupan rakyat biasa.
Bab pertama yang memuat 8 cerita dengan judul Penari dari Kutai, Pengaduan Sukab, Carmina Burana, Potret Keluarga, Sukab & Sepatu, Selamat Malam Duhai Kekasih, Khuldi, dan Manusia Api.
ADVERTISEMENT
Dalam bab kedua di buku ini memuat 6 cerita dengan judul HooiyyAAAiyOOO!, The Pinocchio Disease, Banjir, Tetangga Saya yang Bertato, Sita dan Suaminya, dan Wati Memakai Sepatu Tinggi.
Sedangkan di bab ketiga memuat 3 cerita dengan judul Telepon dari Aceh, Jakarta, 14 Februari 2039, dan Perempuan Preman.
Dalam buku Dunia Sukab ini pula melalui pengalaman yang telah dilalui saat menjadi wartawan, Seno dapat menghasilkan dua buah judul yang mengisahkan tentang kejadian tragedi kerusuhan 98.
Seno Gumira Ajidarma mengisahkannya dengan penuh emosi yang pasti dapat dirasakan oleh setiap pembacanya. Dalam kumpulan cerpennya ini selain menggambarkan tentang kehidupan rakyat biasa yang tertindas juga diselipkan kritik-kritik sosial dan dibalut dengan penulisan berbau sastra yang kental.
ADVERTISEMENT
Dalam novel Dunia Sukab ini saya sebagai pembaca tertarik dengan sebuah cerpen yang berjudul Banjir, di mana dalam ceritanya dikisahkan tentang tragedi banjir yang melanda sebuah perkampungan.
Di awal cerita diperkenalkan seorang bernama Prawiro, yang merupakan seorang yang tinggal di perkampungan yang lingkungannya hidup dengan rukun.
Suatu sore Pak Prawiro ditemukan tergeletak oleh tetangganya di kebun singkong dengan keadaan tidak sadarkan diri, orang-orang mengira Pak Prawiro ini pingsan namun saat dicek denyut nadinya oleh salah seorang tetangganya, ternyata Pak Prawiro ini telah meninggal dunia.
Tetangga-tetangga Pak Prawiro ini pun langsung membawa Pak Prawiro ke rumahnya dan disiapkan untuk dimakamkan. Pada saat yang sama pula terdengar kabar bahwa banjir akan melanda perkampungan tersebut, padahal selama ini perkampungan itu tidak pernah kebanjiran, namun kali ini nampaknya akan datang banjir yang besar.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, hari pun sudah menjelang senja dan benar kabar yang beredar ternyata banjir memang datang dengan tiba-tiba dengan debit air yang perlahan meningkat dengan cepat. Warga perkmpungan pun kocar-kacir berusaha menyelamatkan benda-benda dan surat-surat berharga, serta piaraan yang diungsikan ke atas loteng.
Di tengah kepanikan yang melanda warga karena datangnya banjir yang tiba-tiba ini, mereka bahkan sampai lupa dengan keadaan jenzah Pak Prawiro yang tengah dibaringkan di tempat tidurnya dan entah bagaimana nasibnya sekarang.
Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan “Pak Prawiro!” “Pak Prawiro!” orang-orang kaget dan teringat dengan jenazah Pak Prawiro yang ada di rumahnya dan tidak ada yang menjaganya. Jenazah Pak Prawiro yang ada di atas tempat tidurnya kini terombang-ambing di dalam rumah dan akhirnya terguling dan terseret terbawa arus banjir.
ADVERTISEMENT
Orang yang sedang menyorot-nyorotkan senter berteriak “jenazah Pak Prawiro terseret arus banjir” sontak orang-orang yang mendengar dengan sigap mencoba mengejar dan meraih jenazah yang sedang terseret oleh banjir tersebut, anehnya setiap kali jenazah Pak Prawiro hampir tertangkap untuk diselamatkan seolah jenazah Pak Prawiro menghindar dengan gesit dan orang-orang tidak dapat menjangkaunya. Berkali-kali orang yang mengejar dan mencegat jenazah Pak Pawiro namun tidak ada yang mampu menangkapnya karena arus banjir yang deras dan juga ketinggian banjir sudah mencapai pinggang orang dewasa.
Sampai pagi pun tiba jenazah Pak Prawiro tidak dapat ditemukan, seolah hilang pergi bersamaan dengan surutnya banjir. Dari kisah ini menceritakan hal yang lucu sekaligus menyedihkan di mana jenazah Pak Prawiro yang bisa menghindari kejaran dari orang-orang dengan lihainya dan kesedihan di tengah bencana yang melanda serta suasana berkabung karena kematian Pak Prawiro.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca novel ini, saya rasa, ini merupakan salah satu novel yang berisikan kumpulan cerpen yang harus kita baca karena dalam novel ini memiliki cerita-cerita yang menarik, dan sarat akan kritik sosial.
Penggambaran dalam peristiwa juga sangat kompleks sehingga kita sebagai pembaca seolah-olah dapat menyaksikan adegan yang sedang terjadi dalam cerita. (*/kik).
Identitas buku:
Judul buku: Dunia Sukab
Pengarang: Seno Gumira Ajidarma
Penerbitan Jakarta: Noura Books
ISBN: 978-602-385-103-4
Deskripsi Fisik (Tebal): 230 halaman
Penulis Resensi: Puguh Prianggoro SPd (Penulis resensi buku adalah guru penggerak Kampung Ilmu)
Editor: Muhammad Roqib
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublis di: https://beritabojonegoro.com