Seorang Warga Blora Ditemukan Tewas Dengan Luka Sayatan di Leher

Konten Media Partner
18 April 2019 22:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas saat lakukan identifikasi jenazah Jasmin (40) warga Dukuh Banyu Urip Desa Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Blora yang tewas Kamis (18/04/2019) pagi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas saat lakukan identifikasi jenazah Jasmin (40) warga Dukuh Banyu Urip Desa Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Blora yang tewas Kamis (18/04/2019) pagi
ADVERTISEMENT
Blora - Jasmin (40) warga Dukuh Banyu Urip Desa Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Jawa Tengah, tewas bersimbah darah di dalam kamarnya, pada Kamis (18/4/2019) pagi. Diduga, korban tewas lantaran dianiaya hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Kapolsek Kedungtuban, Iptu Suharto menjelaskan, korban yang merupakan warga Desa Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban, Blora ini ditemukan pertama kali oleh sang istri. Korban ditemukan dengan posisi telentang di atas ranjangnya dengan kondisi bersimbah darah.
"Iya benar. Saat ini masih dilakukan identifikasi, kita dibantu Polres. Korban seorang petani. Ditemukan pertama kali jam 4 pagi oleh istrinya. Untuk motifnya ini masih didalami," kata Suharto kepada wartawan, Kamis (18/4/2019).
Suharto belum dapat memastikan penyebab kematian korban. Meski terdapat luka pada lehernya, ia mengakui perlu berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak tenaga medis untuk memeriksa penyebab luka tersebut.
"Luka di leher. Bahasanya seperti itu (digorok). Tapi kami masih belum bisa simpulkan. Nunggu konfirmasi dokter dulu," paparnya.
ADVERTISEMENT
Petugas saat lakukan identifikasi jenazah Jasmin (40) warga Dukuh Banyu Urip Desa Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Blora yang tewas Kamis (18/04/2019) pagi
Kepala Desa Nglandeyan, Sumaji menjelaskan belum bisa memberi informasi detail soal kasus ini.
"Iya memang benar ada warga yang dibunuh. Cuma saya belum tahu informasi lebih lengkap. Ini saya masih sibuk ngurusi pencoblosan sejak kemarin. Tadi pagi sudah banyak polisi yang datang ke lokasi," ucap Sumaji.
Sarino (33), adik sepupu korban, menyampaikan, sempat merasa maget dengan kabar kematian korban. Sebelum kejadian, dirinya bersama korban berada di sawah untuk gladak tikus.
"Saya biasanya bersama kakak sepupu sering ke sawah bersama untuk gladak tikus," katanya
Selanjutnya, sekira pukul 23.30 WIB korban menuju kamar untuk beristirahat. Semantera, istri dan anak korban tidur di kamar lain.
ADVERTISEMENT
"Setelah selesai kami pulang dan beristirahat," ungkapnya
Usai adzan subuh dirinya dibangunkan keluarga diberitahu bahwa korban tewas dan terdengar suara teriakan. Kebetulan, saat itu rumah Sarino berada di belakang rumah korban.
"Lalu saya kesana, melihat mulut korban mengeluarkan darah. Saya tidak berani memegang takut ada apa-apa," katanya
Sementara dirinya memberi tahu warga lain dan pihak desa. "Saya sampai rumah, ternyata sudah dibopong ke luar dari kamar," ujarnya.
Dia mengungkapkan, bahwa semasa hidup saudaranya itu tidak mempunyai musuh.
"Dia tidak ada musuh, setiap pergi ke sawah untuk gladak tikus selalu mengajak saya bersama warga lain," ungkap Sarino.
Sekadar diketahui, Korban meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih duduk di kelas 4 SD. (teg/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Artikel ini pertama kali terbit di: https://beritabojonegoro.com