SKK Migas Bersama EMCL Bicarakan Peningkatan Produksi Blok Cepu

Konten Media Partner
12 Maret 2020 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Presiden EMCL Louise McKenzie, dalam sebuah acara di Jakarta.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Presiden EMCL Louise McKenzie, dalam sebuah acara di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berusaha mempercepat upaya peningkatan produksi, guna mengejar produksi minyak bumi satu juta barel per hari pada 2030.
ADVERTISEMENT
Beberapa upaya strategis diterapkan SKK Migas pada Blok Cepu di mana Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris berada, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Berbagai optimalisasi di Proyek Banyu Urip hingga saat ini terbukti memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia. Salah satunya adalah memastikan besaran cadangan Lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan rencana pengembangan lapangan atau plan of development (POD) pertama, dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
Selain itu, produksi minyak berhasil ditingkatkan 33 persen dari sebelumnya 165 ribu barel per hari atau barrel oil per day (BPOD) menjadi 220 ribu bpod. Lebih jauh lagi, saat ini sedang dilakukan upaya peningkatan produksi menjadi hingga 235 ribu BPOD.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi: Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL)
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat bertemu Presiden EMCL Louise McKenzie, Rabu (11/03/2020) mengatakan bahwa potensi Banyu Urip masih bisa ditingkatkan melalui tiga strategi untuk mengurangi laju penurunan produksi alami.
Strategi pertama adalah memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak di Lapangan Banyu Urip. Sedangkan upaya kedua adalah menambah sumur sisipan untuk memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan.
Strategi yang ketiga sejalan dengan transformasi SKK Migas dalam strategi percepatan resource to production (R to P) yaitu pembuktian upside potential di Lapangan Banyu Urip.
"Terdapat potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini. KKKS EMCL akan melakukan evaluasi untuk melakukan pengeboran sumur kajian (appraisal wells) untuk menambah data karakteristik batuan dan produktivitas reservoir." kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto
ADVERTISEMENT
Menurut Dwi Soetjipto, ketiga strategi tersebut dapat memberikan tambahan produksi puncak di tahun 2024 sekitar lebih dari 30 ribu BPOD.
“Kami harapkan tambahan proyek ini selesai tepat waktu sehingga tambahan produksi dari lapangan Banyu Urip dapat terealisasi di tahun 2022,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. (*/imm)
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah terbit di: https://beritabojonegoro.com