SMKN 3 Bojonegoro Mampu Rakit Laptop Mandiri

Konten Media Partner
17 Agustus 2018 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMKN 3 Bojonegoro Mampu Rakit Laptop Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - SMK Negeri 3 Bojonegoro membuat inovasi baru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Puluhan siswa yang tergabung dalam Kelas Industri Axioo, saat ini telah mampu merakit laptop secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Kepala SMKN 3 Bojonegoro Drs H Imam Wahjono MPd I, kepada awak media ini menjelaskan, bahwa sejak tahun 2016, sekolah yang terletak di Jalan Panglima Polim Bojonegoro tersebut telah menjalin kerjasama (MoU) dengan vendor Axioo, untuk mendirikan Kelas Industri Kompetensi Keahlian Multimedia (MM).
Menurutnya, sekolah yang dipimpinnya tersebut dipercaya oleh perusahaan atau vendor laptop Axioo, untuk bekerja sama mencetak generasi pelajar yang benar-benar siap terjun di Industri, sehingga para pelajar kelas XI di sekolahnya, cekatan dan terampil merakit laptop.
“Saat ini hanya satu satunya sekolah di Kabupaten Bojonegoro yang dipercaya bekerja sama dengan Axioo.” jelas Drs H Imam Wahjono MPd I, Kamis (16/08/2018).
Imam Wahjono menuturkan, kelas yang diberi nama Axioo Class Program tersebut mulai aktif pada Juli 2016 lalu. Dalam proses pendirian dan pengoperasiannya, seluruhnya mengacu pada standarisasi industri yang telah ditetapkan Axioo, baik dari sisi ruang kelas, perangkat kelas, termasuk juga dengan trainer atau guru pengampu materi Axioo.
ADVERTISEMENT
Melalui program kerjasama kelas industri yang telah terjalin tersebut , tentu membawa dampak positif untuk perkembangan sekolah yang dipimpinnya, yang membekali siswa dengan materi industri yang relevan dengan kompetensi keahlianya
“Semoga ke depan dapat dikembangkan menjadi teaching factory, yang sejalan dengan program Direktorat Pendidikan SMK.” harap Imam Wahjono.
SMKN 3 Bojonegoro Mampu Rakit Laptop Mandiri (1)
zoom-in-whitePerbesar
PIC Axioo Class Program SMKN 3 Bojonegoro, Sugeng Raharjo MTCNA mengungkapkan, bahwa khusus untuk kegiatan belajar mengajar kurikulum Industri Axioo, pihak sekolah diwajibkan memiliki 2 (dua) orang trainer atau guru yang sudah mempunyai lisensi dan sertifikasi master trainer dari Axioo Indonesia dan Microsoft atau Mikrotik atau Adobe ataupun mitra lain.
“Trainer inilah yang nanti setiap enam bulan ditraining dan disertifikasi setiap ada pembaruan materi dari vendor.” ungkap pria yang juga menjadi Waka Kurikulum ini.
ADVERTISEMENT
Sugeng Raharjo juga menjelasknan bahwa dalam kegiatan proses perakitan laptop, seluruh spare part, perlengkapan standart dan tool, untuk siswa yang telah mengikuti program Student Stater Pack, disediakan oleh Axioo. Metode yang digunakan untuk perakitan ini dengan tutor sebaya. Dimana siswa yang merakit laptop akan dipandu oleh tutor yang tidak lain adalah temanya sendiri, tentunya tutor tersebut sudah di bimbing dan di pantau oleh trainer ACP atau guru yang sudah mendapatkan Lisensi dari Axioo.
“Pembelajaran model seperti inilah yang sangat membantu siswa lebih cepat memahami materi.” jelasnya.
Selain hal tersebut, lanjut Sugeng Raharjo, siswa harus mematuhi seluruh rangkaian Standard Operating Prosedure (SOP) perakitan, yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini sangat penting karena untuk menjaga kualitas perangkat yang telah dirakit. Setelah berhasil merakit, laptop tersebut menjadi hak milik siswa dan dapat digunakan untuk pembelajaran sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Siswa juga dibolehkan membongkar kembali laptopnya bila dirasa perlu untuk memahami kembali, tentunya harus mengacu pada SOP,” lanjutnya.
Selain mendapatkan laptop, siswa juga mendapatkan hak atau kesempatan untuk mengikuti Uji Sertifikasi bertaraf Internasional dari Microsoft, Mikrotik, Adobe, LS Cable, Dicoding, Seagate dan sejumlah perusahaan lain secara gratis tanpa ada biaya.
“Yang tentunya bila melakukan ujian mandiri, biayanya cukup mahal.” pungkasnya
Sementara itu, Trainer ACP SMKN 3 Bojonegoro, Hendra Deni A, MTCNA, MTCTCE, MTA menjelaskan, bahwa dengan adanya pengakuan sertifikasi internasional akan menjadi modal untuk menaikan nilai jual skill yang dimiliki siswa ke dunia industri, ini akan berdampak baik pada penyerapan tenaga kerja yang relevan di bidangnya.
“Namun juga tidak mudah untuk mendapatkan sertifikasi ini, harus melalui rangkaian ujian online yang soalnya langsung dari vendor seperti Microsoft, Mikrotik, Adobe dan yang lainnya,” ungkap guru yang sudah tersertifikasi Microsoft dan Mikrotik ini. (red/imm)
ADVERTISEMENT