Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Survei ARCI di Pilkada Bojonegoro, Wahono-Nurul 75,5%, Teguh-Farida 19,6%
23 November 2024 21:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Bojonegoro - Lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bojonegoro 2024. Sabtu (23/11/2024).
ADVERTISEMENT
Elektabilitas pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah berada pada angka 75,2 persen. Sementara elektabilitas Paslon Nomor Urut 01, Teguh-Farida hanya pada 19,6 persen.
Sedangkan untuk kemantapan pemilih, Paslon Wahono-Nurul mencapai 81,3 persen dan Paslon Teguh-Farida hanya 65,7 persen.
Direktur ARCI Baihaki Sirajt mengatakan, pihaknya telah melakukan survei preferensi pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bojonegoro 2024. Survei ini dilaksanakan para periode 7-16 November 2024, atau pasca debat publik yang gagal dan dalam masa debat publik kedua berlangsung pada 13 November 2024.
Untuk metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) kepada 1.200 responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling. Rentang Margin of Error (MoE) ± 2,8 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel responden tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
ADVERTISEMENT
Dalam periode survei ARCI kali ini, elektabilitas Wahono-Nurul sangat tinggi berada pada angka 75,2 persen, yakni ketika pada hari pengambilan sampel responden ditunjukkan foto Paslon untuk dicoblos. Sedangkan elektabilitas Paslon Teguh-Farida hanya pada 19,6 persen.
"Jumlah responden tidak tahu dan tidak menjawab (Tt/Tj) sebesar 5,2 persen. Ini artinya Wahono-Nurul sudah tidak terkejar, sulit untuk dikejar, karena terlampau jauh," kata Baihaki Sirajt. Sabtu (23/11/2024).
Apalagi ditambah dengan tingkat kemantapan pemilih Wahono-Nurul yang persentasenya pun sangat tinggi. Karena dari angka 75,2 persen pemilih Wahono-Nurul tersebut, tingkat kemantapan pemilih sebesar 81,3 persen. Sebaliknya Teguh-Farida hanya 65,7 persen.
Alasan responden lebih banyak memilih Wahono-Nurul karena mereka lebih dikenal masyarakat. Selain itu karena Wahono-Nurul diketahui lebih merakyat dan lebih peduli. Sedangkan pada Teguh-Farida, Farida dikenal karena pernah menjadi anggota DPR RI dan pada pemilihan calon legislatif. Sementara Teguh lebih dikenal oleh kader PDI Perjuangan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Dengan tingkat kemantapan di atas 80 persen, pemilih Wahono-Nurul sangat sulit digerus dengan iming-iming sekalipun," kata Direktur ARCI Baihaki Sirajt.
Baihaki Sirajt menambahkan bahwa karakter masyarakat Bojonegoro ini berbeda. Mereka yang mantap menjatuhkan pilihan tak gampang digoyang karena mendapat sesuatu.
“Bahkan jika misalnya sama-sama dapat, mereka tidak mudah berpindah pilihan hanya karena dikasih sesuatu lebih banyak," kata Baihaki.
Disinggung mengenai pengaruh debat publik terhadap elektabilitas Paslon, peneliti yang mendampingi enam Pilkada di tahun 2020 dengan skor lima kali menang dan satu kali kalah ini menyatakan, debat publik tidak banyak berpengaruh karena hanya kisaran delapan persen.
"Pengaruh debat publik hanya delapan persen, para pemilih lebih banyak pengaruhnya dari media online dan media sosial," kata Baihaki Sirajt. (red/imm)
ADVERTISEMENT
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah di-publish di: https://beritabojonegoro.com