TKI asal Blora Akhirnya Pulang Setelah 13 Tahun Hilang Kontak

Konten Media Partner
18 Januari 2020 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Naning Wahyu Kurniawati (26), warga Desa Polosorejo RT 005 RW 002 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, buruh migran di Arab Saudi, 13 tahun tidak ada kabar. Kini telah kembali pulang.
zoom-in-whitePerbesar
Sri Naning Wahyu Kurniawati (26), warga Desa Polosorejo RT 005 RW 002 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, buruh migran di Arab Saudi, 13 tahun tidak ada kabar. Kini telah kembali pulang.
ADVERTISEMENT
Blora - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Blora pada Jumat (17/01/2020), menerima kepulangan Sri Naning Wahyu Kurniawati (26) yang sudah 13 tahun tidak ada kabar saat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Sri Naning adalah warga Desa Polosorejo RT 005 RW 002, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, buruh migran yang bekerja sebagai asisten rumah tangga pada salah satu warga di Arab Saudi dinyatakan tidak pernah ada kabar atau komunikasi dengan orang tua di desanya.
Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Penta Tran) Dinperinnaker, Sugeng Saptono, menyampaikan pihaknya menerima kabar dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jakarta yang diteruskan ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Semarang.
Menurutnya, pada Selasa (14/01/2020), pihaknya menerima kabar dari BP3TKI Semarang adanya TKI asal Blora yang dipulangkan setelah 13 tahun berada di Arab Saudi.
Kemudian, Rabu (15/01/2020) pagi, dirinya bersama Kepala Seksi Penta Dinperinaker Blora, Joko Setyo Untoro, dan salah satu ASN setempat mendatangi rumah orang tua Sri Naning di Desa Polosorejo Kecamatan Banjarejo, untuk memberitahukan informasi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami tanyakan, kemudian diberitahu fotonya, dan dibenarkan bahwa itu adalah Sri Naning, anak ke dua dari Sulimin dan Suparmi. Jerit tangis dan haru terjadi di keluarga itu. Sebab ia pergi sudah 13 tahun tidak ada kabarnya,” tutur Sugeng.
Selanjutnya, pada Rabu (15/01/2020), Kepala Desa Plosorejo, Muslih, didampingi bapak dan adik kandung Sri Naning, langsung menuju Jakarta untuk menjemput Sri Naning di bandara Soekarno Hatta.
“Kami akan berusaha bantu supaya hak Sri Naning bisa diterima. Hanya saja, saya pesan kepada orang tua dan keluarga agar Sri Naning dijaga supaya bisa lebih tenang dan istirahat cukup,” katanya
Selama tidak ada kabar, kedua orang tua dan pihak keluarga hanya bisa pasrah. Bahkan diduga sudah meninggal dunia dan pernah digelar doa bersama (bancakan).
ADVERTISEMENT
Hal yang sama disampaikan Kepala Seksi Penta Dinperinaker Blora Joko Setyo Untoro, setelah mendapat kabar, dirinya langsung meluncur ke rumah keluarga yang bersangkutan dan dinyatakan sudah lama tidak ada kabarnya.
“Diduga dulu berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi pada tahun 2006 melalui biro jasa tenaga kerja ilegal,” kata Joko.
Sri Naning Wahyu Kurniawati (26), saat berada di Kantor Dinperinaker Kabupaten Blora, Jumat (17/01/2020).
Setiba di Blora, Kamis (16/01/2020), Muslih tidak langsung membawa Sri Naning ke rumah, ia diantar ke Dinperinakker Blora terlebih dahulu untuk menyampaikan keterangan.
“Mewakili keluarga kami sampaikan terima kasih kepada Dinperinaker Blora yang telah membantu, sehingga warga kami yang tidak ada kabarnya bisa pulang dengan selamat,” katanya.
Ketika dijemput, kata Muslih, Sri Naning tampak mengalami depresi, sedikit mau bicara, bahkan tidak kenal dengan adiknya dan tidak mau makan.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, setibanya di Kantor Dinperinaker, disambut dengan baik dan disuguh makan serta minum. Ia mau makan dan berkomunikasi,” katanya.
Sulimin (52), Bapak Sri Naning mengaku terharu dan bersyukur atas kepulangan anaknya.
“Saya sangat bersyukur dan senang bisa ketemu anak perempuan saya setelah 13 tahun tidak ada kabar. Terima kasih kepada Dinperinaker Blora,” katanya terbata-bata.
Sulimin pun mengaku telah mengira kalau anaknya sudah meninggal dunia bahkan sudah sempat digelar doa bersama.
“Saya juga beberapa kali mendatangi supranatural untuk meminta petunjuk. Waktu keberangkatan menjadi TKI ke Arab Saudi, KTP saya juga dibawa dan katanya disimpan sama majikannya,” ujarnya.
Masih menurut Sulimin, pada satu tahun pertama, anaknya rutin mengirimkan uang dan komunikasi dengan keluarga, namun pada tahun kedua dan seterusnya tidak ada kabar dan komunikasi dengan anaknya.
ADVERTISEMENT
“Terakhir itu dia bilang akan pindah bos (majikan). Setelah itu tidak ada kabarnya lagi,” ucap Sulimin.
Sementara itu, Sri Naning, meski masih kelihatan bingung, namun perlahan bisa menceritakan hingga akhirnya ia lari dari rumah majikan. “Pada awalnya dimarahi karena lagi nonton televisi dan tidak kerja. Kemudian saya keluar, ditolong polisi hingga ke KJRI di Jedah hingga diurus dan bisa pulang ke Indonesia,” katanya
Menurutnya, keluarga majikan tempat ia bekerja orangnya baik. “Majikan bilang gaji saya disimpan di rekening bank dan boleh diminta jika saya perlu. Tapi saya belum minta, takut juga kalau bawa uang banyak. Jadi saya saat ini tidak bawa uang,” katanya.
Sri Naning menyampaikan terima kasih kepada pihak perusahaan jasa tenaga kerja yang menyalurkannya. “Saya terima kasih kepada pihak PT. Kalau gaji saya dipotong pajak dan administrasi gak apa. Asal saya masih bisa terima uang,” ujarnya. (teg/imm)
ADVERTISEMENT
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah terbit di: https://beritabojonegoro.com