Wagub Jateng Dukung Pemkab Blora Tekan Angka Kemiskinan

Konten Media Partner
12 Februari 2019 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen Zubair, saat haridi Rapat Koordinasi dalam rangka Membangun Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Selasa (12/02/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen Zubair, saat haridi Rapat Koordinasi dalam rangka Membangun Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Selasa (12/02/2019)
ADVERTISEMENT
Blora - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen Zubair, hadiri Rapat Koordinasi dalam rangka Membangun Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Selasa (12/02/2019).
ADVERTISEMENT
Kedatangan Wakil Gubernur tersebut merupakan bentuk dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kepada Pemerintah Kabupaten Blora, untuk menekan jumlah kemiskinan
Pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur menekankan bahwa data kemiskinan harus valid dan harus diperbaharui, karena saat ini datanya sudah banyak berubah dan tidak sesuai kondisi lapangan. Menurut Wagub, jika data kemiskinan valid, sangat berguna untuk merumuskan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, sehingga program bantuan pemerintah pun akan tepat sasaran dan tepat guna.
“Kami minta seluruh kepala desa untuk membantu mengupdate data kemiskinan. Di Jawa Tengah kami targetkan selesai 28 Februari 2019 nanti. Setelah terangkum, akan kita laporkan ke Kemensos agar datanya bisa diperbaiki,” lanjut Wagub, yang akrab dipanggil Gus Yasin tersebut.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen Zubair, saat haridi Rapat Koordinasi dalam rangka Membangun Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Selasa (12/02/2019)
Gus Yasin juga menuturkan, bahwa tingkat kemiskinan Kabupaten Blora saat ini masih pada angka 11,90 persen. Berada di peringkat 23 dari 35 kabupaten dan kota se Jawa Tengah, dan masih masuk zona merah, karena kemiskinannya lebih besar dari rata-rata Jawa Tengah, yaitu 11,32 persen, dan rata-rata Nasional 9,82 persen.
“Oleh karena itu, kami datang ke Blora ini untuk menjalin sinergitas, merumuskan bersama langkah yang tepat untuk penanggulangan kemiskinan.
Kondisi ekonomi masyarakat menurut Gus Yasin, juga terus mengalami perkembangan, sehingga angka kemiskinan juga terus berubah. Oleh sebab itu Gus Yasin meminta dalam satu tahun, minimal dilakukan empat kali pendataan kemiskinan.
Pihaknya menyadari, masih banyak masyarakat yang belum bisa terbuka, ketika didata potensi ekonominya, dalam hal pendataan kemiskinan. Gus Yasin pun memberikan contoh bahwa Pemprov Jateng bersama seluruh Pemkab dan Pemkotnya, sudah tiga kali berturut-turut mendapatkan penghargaan tentang Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dari KPK atas laporan harta kekayaannya.
ADVERTISEMENT
“Ketika pimpinan daerahnya sudah terbuka dalam LHKPN yang diberikan kepada KPK, kami berharap masyarakat juga mau jujur dan terbuka tentang status ekonominya demi perbaikan data kemiskinan,” kata Taj Yasin.
Sebagai wujud keterbukaan, Taj Yasin meminta seluruh Camat dan Kepala Desa bisa mengumumkan daftar keluarga miskin penerima bantuan pemerintah, dengan cara menempelnya di kantor desa.
“Jangan hanya di kantor desa saja, namun sampai RT nya. Kalau perlu masing-masing rumah pasangi stiker keluarga miskin. Dengan demikian masyarakat secara luas akan tahu dan bisa ikut mengontrol kebenaran kondisi ekonomi keluarga miskin tersebut. Jika salah, maka pemerintah akan lebih mudah memperbaikinya,” tegas Wagub.
Wagub juga berjanji akan mengarahkan CSR perusahaan swasta yang ada di Jawa Tengah untuk Kabupaten Blora, yakni diberikan untuk program penanggulangan kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Bupati Blora, Djoko Nugroho saat memberikan sambutan Rapat Koordinasi dalam rangka Membangun Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Selasa (12/02/2019)
Mendengar penjelasan Wagub tersebut, Bupati Djoko Nugroho pun menyambut baik dan menyampaikan bahwa Pemkab Blora sendiri pada tahun ini juga akan melakukan pendataan ulang tentang kemiskinan.
Selain memperbaiki data kemiskinan, Bupati Djoko Nugroho juga menyampaikan bahwa penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Blora akan difokuskan pada 12 desa termiskin, yang telah didata dan tersebar di beberapa Kecamatan.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Pak Ganjar Pranowo dan Gus Yasin yang tahun ini memberikan bantuan bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) hingga 800 unit. Kami ingin seluruh bantuan itu difokuskan untuk 12 desa termiskin, bukan dibagi rata ke seluruh desa. Harapannya ada perubahan yang bisa dilihat dari kedua belas desa tersebut,” ucap Bupati.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya bedah RTLH saja, sejumlah bantuan juga akan digelontorkan kepada 12 desa miskin. Diantaranya adalah program JKN, Kartu Indonesia Pintar, Pelatihan Ternak Ayam, Pengobatan Ternak Sapi, Program Keluarga Harapan, program bantuan bibit pertanian, Bantuan Pangan Non Tunai, Bansos Lansia dan Difabel, pelatihan ketrampilan, bantuan usaha produktif dari Baznas dan Bankeu Sarpras Desa.
Dua belas desa termiskin di Kabupaten Blora yang akan menjadi sasaran bantuan tersebut adalah Desa Sidomulyo, Desa Ketileng, Desa Sumber, Desa Mendenrejo, Desa Getas, Desa Pilang, Desa Ngumbul, Desa Kedungwungu, Desa Botoreco, Desa Gabusan, Desa Bangkleyan dan Desa Wado.
“Itu tadi penanganan secara mikro, sedangkan secara makronya kami mengusulkan pembangunan akses jalan kepada Pemprov Jateng guna memperlancar aktifitas ekonomi masyarakat. Mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki pemkab dan banyaknya desa hutan yang ada di Kabupaten Blora,” tutur Bupati melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan akses jalan yang akan diusulkan kepada Pemprov Jateng yakni perbaikan jalan Blora-Randublatung dan jalan Kunduran-Doplang. Sedangkan jalan Randublatung-Getas hingga perbatasan Ngawi, lalu jalan Peting-Sumber-Menden-Medalem hingga perbatasan Bojonegoro, yang merupakan lokasi jembatan menuju Kecamatan Ngraho Bojonegoro, dan jalan Jepon-Bogorejo hingga perbatasan Tuban.
“Alhamdulillah jembatan Bengawan Solo di Medalem nanti akan dibangun Bupati Bojonegoro, untuk menghubungkan Blora bagian selatan dengan Kecamatan Ngraho Bojonegoro. Ini akan membuka pertumbuhan ekonomi di Blora selatan. Kami berharap jalan menuju kesana dijadikan jalan provinsi karena menghubungkan dua kabupaten,” kata Bupati.
Kepala Bappeda Jawa Tengah, Dr Prasetyo Aribowo SH MSos SC, dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk jalan Randublatung-Getas hingga perbatasan Ngawi usulannya sudah masuk dan rencananya akan dibantu anggaran sekitar Rp 20 miliar.
ADVERTISEMENT
“Sedangkan jalan lainnya sedang dalam proses pengkajian.” tutur Kepala Bappeda Jawa Tengah, Dr Prasetyo Aribowo SH MSos SC.
Secara terpisah, Wakil Bupati Blora, H Arief Rohman MSi berharap, usulan peningkatan status jalan dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi bisa segera dikabulkan oleh Pemprov Jateng. Pasalnya panjang jalan provinsi di Kabupaten Blora sudah banyak berkurang pasca berubahnya status jalan Rembang-Blora-Cepu dari jalan provinsi menjadi jalan nasional sejak 2016 lalu.
“Sementara itu jumlah jalan kabupaten semakin meningkat karena kami terus membangun secara bertahap jalan perhutani yang menghubungkan desa-desa tengah hutan. Oleh sebab itu kiranya Pemprov Jateng bisa mengambil alih tiga ruas jalan tadi sebagai jalan provinsi,” ucapnya singkat. (teg)
Penulis: Priyo SPd
ADVERTISEMENT
Editor: Imam Nurcahyo
Artikel ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com