Orang Tua Atlet yang Dituduh Tidak Perawan Mengadu ke Jokowi

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
29 November 2019 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang Tua Atlet yang Dituduh Tidak Perawan Mengadu ke Jokowi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kediri (beritajatim.com) – Gara-gara dituduh sudah tidak perawan, seorang atlet Senam Artistik atau senam lantai asal Kota Kediri gagal mengikuti SEA Games 2019 di Filipina. Atlet berprestasi ini dipulangkan paksa oleh tim kepelatihan.
ADVERTISEMENT
Demi mencari keadilan, kuasa hukum keluarga SAS langsung melapor hal tersebut ke Presiden Jokowi, Kemenpora dan pihak-pihak terkait lainnya. Tim kuasa hukum meminta Kemenpora menindak keputusan pelatih yang merusak nama baik sang atlet dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
“Permasalahan adik kita atlet Nasional ini, setelah kita konfirmasi dan ditemukan fakta, bahwa ada sebuah tindakan yang tidak prosedural. Kami sudah menyampaikan pengaduan pertama ke Presiden Jokowi, mengingat eksistensi dari SAS ini untuk mewakili Negara kita ke SEA Games," ujar Imam Muklas, SH.
"Kemudian Ketua PB Persani Pusat, KONI Pusat, dan Kemenpora. Artinya permasalahan ini biar didengar. Karena sangat miris sekali. Torehan prestasi hampir 49 sejak kelas 2 SD, tetapi pada tanggal 13 November jam 16.00 WIB, diminta seketika oleh oknum pelatih, untuk segera mengambil dari Mess Pelatihan di Gresik, prosesnya sampai jam 24.00 WIB,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tim Kuasa Hukum berharap penuh agar oknum–oknum yang merusak nama baik atlet ditindak tegas. Dari isu bahwa SAS gagal mengikuti Sea Games gara-gara dituduh tidak virgin, ternyata tidak terbukti. Tuduhan tersebut terbantahkan oleh hasil tes medis.
“Tanggal 20 November kita tes ke RS Bhayangkara. Hasilnya Hymen Intak, artinya selaput dara masih utuh. Beda dengan hasilnya, Hymen Non Intak, akan dijelaskan ahli dan sebabnya apa. Kita pertunjukkan ini (hasil tes) yang sana (tim kepelatihan) justru berbalik arah. Jangan sampai atlet kebanggaan Jawa Timur, kemudian tidak bisa berpestasi di internasional. Padahal barusan dia, mengikuti ajang ASEAN School di Singapura, dan mendapat medali perunggu,” tandasnya.
SAS telah berjuang keras demi menggapai cita-citanya. SAS mulai masuk ke mes kepelatihan di Gresik, ketika masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sejak saat itu SAS harus berpisah dengan orang tuanya. Tetapi kini nasibnya seakan terbuang.
ADVERTISEMENT
Selain memborong puluhan medali dan piagam penghargaan, SAS juga meraih dua kali piagam Satya Yasa Cundamani, sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Kota Kediri untuk warganya yang mengharumkan nama kota. Padahal, dari pemeriksaan yang dilakukan pihak keluarga di rumah sakit, tuduhan tersebut tidak terbukti.
“Ya shock. Tidak nyangka dibuat sama pelatihannya terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja. Alasannya anaknya sering keluar malam, terus anak ibu sudah tidak virgin begitu. Katanya selaput darahnya sudah robek, seperti orang yang diperiksa,” kata Ayu Kurniawati, ibu kandung SAS, sang atlet.
Ayu Kuniawati mengaku sangat kecewa dengan keputusan tim kepelatihan. Terlebih, setelah pihak Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri mengeluarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak terbukti.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa legal, karena hasilnya masih virgin kata dokternya. Tetapi pihak pelatih meragukan hasil itu. Katanya harus dites lagi di Rumah Sakit Petro,” ucap Ayu di rumahnya di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Sejak awal, Ayu memang tidak percaya dengan tuduhan pelatih. Setelah menjemput SAS di Pelatnas SEA Games di Sidoarjo, kemudian langsung memeriksakan siswa kelas 3 SMA itu ke RS Bhayangkara, Kota Kediri.
Keterangan dalam hasil tes itu menyebutkan Hymen Intak. Artinya selaput dara atlet yang telah mengumpulkan 49 medali itu masih utuh. Akan tetapi, menurut sang ibu, SAS telah terpukul hingga tidak mau bersekolah.
“Anaknya tidak masuk sekolah empat hari, karena dampak itu. Teman – temannya sudah tahu masalah itu. Ya, yang bisa kami lakukan dari keluarga adalah menuntut,” tutup Ayu. [nng/but]
ADVERTISEMENT