Pola Pendidikan di Surabaya Bakal Lebih Fokus ke Kemampuan dan Peminat

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
3 Desember 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pola Pendidikan di Surabaya Bakal Lebih Fokus ke Kemampuan dan Peminat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Metode pembelajaran dalam dunia pendidikan kian menghadapi tantangan kedepan. Perubahan pola kurikulum seharusnya ditekankan berdasar kepada minat dan skill.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi pembahasan dalam agenda Seminar Nasional Pendidikan: Kebebasan Pendidikan Indonesia Mewujudkan Indonesia Merdeka Dalam Belajar.
Kegiatan tersebut digelar oleh Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Selasa (3/12/2019).
Turut hadir sebagai pemateri Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana dan Dr. Nunuk Hariyati, M.Pd selaku Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa Surabaya.
Menurut Nunuk, kebebasan belajar merupakan kunci perubahan pendidikan. "Khususnya dalam menghadapi era society 5.0," terang dia.
Saat ini, metode pendidikan yang sudah berjalan di era 4.0 dirasa masih membebani bagi siswa dan mahasiswa. Menurut alumnus Universitas Negeri Malang ini, pola kedepan pendidikan seharusnya memperhatikan dari perubahan revolusi industri.
"Jika melihat kedepan, seharusnya yang menjadi titik tolak pendidikan harus sudah dibawa kepada metode minat dan bakat serta soft skill siswa," terang Nunuk.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, lanjut Nunuk kebebasan belajar para siswa diharapkan bisa mampu merubah pendidikan kedepan. Selain itu, negara harus hadir dalam menuntaskan sekaligus memberikan pemerataan pendidikan di masyarakat.
Hal tersebut direspon positif oleh Whisnu Sakti. Ia menerangkan, implementasi ini jauh hari sudah diterapkan sejak di masa pemerintahan Bambang DH.
"Surabaya satu-satunya kota pertama di Indonesia yang sudah menerapkan pendidikan gratis mulai SD, SMP, SMA, dan SMK. Kemudian di masa pemerintahan Risma-Whisnu penganggaran APBD kita lebih dari 30 persen untuk pendidikan," terang politisi PDIP yang akrab disapa WS ini.
Bahkan, penambahan fasilitas pendidikan berupa taman baca di Surabaya sudah mencapai 70 persen di setiap RW. "Ini bentuk negara hadir dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Khususnya budaya literasi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pejabat yang digadang-gadang meneruskan kepemimpinan Walikota Risma dalam Pilwali Surabaya 2020 mendatang ini menambahkan, dalam gagasannya program Rp 100 juta per-RT juga bisa digunakan dalam pengembangan pendidikan di wilayah kampung.
"Nantinya bisa untuk penambahan fasilitas, memanggil tenaga pendidik, serta program-program pelatihan bagi masyarakat. Artinya, pendidikan ke depan juga difokuskan pada skill dan minat warga," terang WS.(ted)