Rumor Duet Machfud-Maia Estianty Hadapi Jago PDIP, Ini Kata Pengamat

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
18 Desember 2019 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rumor Duet Machfud-Maia Estianty Hadapi Jago PDIP, Ini Kata Pengamat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Berhembus kabar mantan Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin (MA) akan menggandeng artis papan atas, Maia Estianty, cicit Pahlawan Nasional HOS Tjokroaminoto untuk maju Pilwali Surabaya 2020.
ADVERTISEMENT
“Kalau benar info Jenderal Machfud gandeng dengan Mbak Maia Estianty, saya rasa akan jadi ancaman dan lawan berat untuk jago PDIP di Pilwali Surabaya. Pak Machfud mantan Kapolda Jatim dan Ketua Timses Jokowi, Mbak Maia adalah orang Surabaya dan cucu HOS Tjokroaminoto. Popularitas keduanya sudah tinggi,” kata sumber beritajatim.com, Rabu (18/12/2019).
Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam berpendapat bahwa Pilwali Surabaya masih sangat liar dan dinamis. Semua masih bergantung pada rekom DPP yang sejauh ini masih sulit diterka.
“Rekom itu yang akan menentukan konstelasi Pilwali Surabaya. Namun, jika mencermati jago PDIP yang ada di permukaan, menurut pengamatan saya, Mas Whisnu Sakti (WS) kuat didukung arus bawah partai. Sementara Mas Eri Cahyadi juga kuat, karena punya Bu Risma Effect,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Dua orang ini potensial bisa bersaing dalam kontes Pilwali Surabaya. Hanya saja memasangkan Mas Eri dengan Mas WS, di mana Mas Eri jadi nomor dua itu juga bukan perkara mudah. Demikian juga sebaliknya. Butuh komunikasi lebih intens dan lobi-lobi tingkat tinggi. Di level wakil walikota, Mas Armuji dengan modal Pileg, bisa leading, tetapi apakah bisa dapat rekom itu masih tanda tanya. Mbak Dyah Katarina saya pikir masih ada di bawah Mas Armuji, walau punya Bambang DH Effect dan pasukan emak-emak,” imbuhnya.
Surokim menegaskan, sinyal pasangan Pilwali Surabaya sejauh ini masih samar, karena semua masih menunggu rekom DPP. Sementara sinyal pasangan juga masih lemah. Namun, jika melihat pola selama ini di Pilwali Surabaya, PDIP akan selalu memasang kader organik, baik itu di walikota ataupun wakil walikota sebagai penguat psikis kader.
ADVERTISEMENT
“Jadi, kalau walikotanya bukan kader, maka PDIP biasanya memasang kader organiknya di wakil walikota, demikian juga sebaliknya. Bagaimanapun dominasi kemenangan PDIP di Pilwali Surabaya dalam pemilu langsung menjadikan PDIP menjadi sentrum dan magnitude. Jika kemudian berhadapan dengan pasangan lain termasuk Irjen Pol (Purn) Machfud, akan seru karena dua-duanya punya modal sosial dan juga simbolik yang kuat,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa yang akan menentukan adalah perebutan relasi kuasa pada pemilih non tradisional, dalam hal ini pemilih rasional. Patut diingat jika pertumbuhan pemilih rasional tumbuh signifikan di Surabaya dan mereka kian mendasarkan vote pada pertimbangan-pertimbangan rasional obyektif.
“Dalam posisi itu rasanya akan kompetitif kedua calon yang sama-sama punya modal sosial dan kuktural. Tentu saja modal material juga akan turut memberi sumbangsih. Tapi semua akan terang, jika rekom DPP sudah jelas jatuh ke siapa, sehingga bisa dibandingkan head to head,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai sosok Maia Estianty? “Artis punya popularitas tinggi biasanya, tetapi dalam konteks pilkada itu paradoks, nggak linier begitu sampai elektabilitas, biasanya decrease jauh. Ini mungkin karena faktor pertumbuhan pemilih rasional di perkotaan. Jadi, memajukan artis di Pilwali Surabaya berisiko tinggi juga. Hati-hati. Peta pemilih rasional ini yang selalu berubah-ubah dan selalu menyulitkan prediksi. Bahkan, H-1 coblosan, jika mengamati pola data selama ini selalu ada 11 persen yang belum menentukan. Jika kandidatnya figur sama-sama kuat angka ini menentukan,” tukasnya.
Sekadar diketahui, Maia Estianty mengungkap sejarah keluarganya dan menyebut dirinya merupakan cicit dari pahlawan nasional Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Maia kelahiran Surabaya, 27 Januari 1976.
Ayah Maia Estianty, Harjono Sigit, diketahui merupakan anak dari Siti Oetari Tjokroaminoto. Siti Oetari Tjokroaminoto merupakan putri sulung HOS Tjokroaminoto yang pernah menikah dengan presiden pertama RI, Soekarno. Setelah bercerai dengan Oetari, Soekarno menikahi Inggit Ganarsih.
ADVERTISEMENT
Oetari juga telah menikah dengan seorang pria bernama Bachrun Salam, pria yang disebut oleh Soekarno sebagai teman kosnya di rumah Tjokroaminoto. Bachrun Salam (ayah Harjono Sigit) ini adalah kakek Maia Estianty. (tok/kun)