Siswi SMP di Gresik Ini Jadi Tamu Khusus Dubes Jerman dan Australia

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
24 Januari 2020 2:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siswi SMP di Gresik Ini Jadi Tamu Khusus Dubes Jerman dan Australia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gresik (beritajatim.com) – Aeshnina Azzahra (12) siswi SMPN 12 Gresik tidak menyangka surat yang berisi soal kondisi lingkungan limbah plastik mengantar dirinya menjadi tamu khusus Dubes (duta besar) Jerman dan Australia.
ADVERTISEMENT
Nina, sapaan akrabnya, di usia yang sangat belia bisa jadi minggu-minggu ini merupakan hari yang tersibuk. Seminggu sebelumnya baru selesai pameran ‘daur ulang sampah’. Bahkan di hari berikutnya banyak dihabiskan di sekolahnya melakukan observasi lapangan sebelum akhirnya memenuhi undangan Dubes Jerman dan Australia yang berada di Jakarta.
“Di kantor kedutaan tersebut saya menyampaikan segala persoalan. Utamanya ribuan ton sampah yang dikirim ke Indonesia,” ujarnya, Kamis (23/01/2020).
Sewaktu di Jakarta, Nina banyak cerita permasalahan limbah plastik yang banyak mencemari lingkungan disekitarnya, termasuk beragam jenis satwa sekalipun. Mulai dari Surabaya, Sidoarjo hingga Gresik. “Imbas banyaknya sampah kiriman di wilayah ini, dampak yang ditimbulkan luar biasa,” papar Nina.
Dia mengaku perjuangan memerangi sampah bukan hanya urusan mudah. Sebab, sampah kiriman dari luar negeri sudah menjadi komoditas ekonomi. “Saya pernah melakukan observasi di sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS), cuma sekadar ambil sampel sampah malah dimarahi dan diancam,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Anehnya, orang yang memarahi dirinya orang yang tinggal di sekitar TPS. Mereka tidak paham soal bahaya sampah impor yang tidak bisa didaur ulang. Sampah-sampah seperti sampah platik, botol, sepatu, bahkan plat nomor kendaraan asal luar negeri juga ada.
Kondisi tersebut membuktikan bahwa daratan Indonesia mulai menjadi tempat sampah raksasa bagi negara-negara maju. Sehingga, hal itu membuatnya semakin bersemangat untuk memerangi pencemaran sampah. Dengan cara bersurat langsung ke pihak yang bersangkutan.
“Ada tiga surat yang saya kirim ke tiga negara. Mulai dari Jerman, Australia, dan Amerika Serikat. Dari semua surat tersebut hanya negara Amerika Serikat yang belum merespon,” kata Nina.
Siswi SMPN 12 Gresik itu juga berencana berkirim surat ke negara Belanda. Berharap suratnya itu bisa direspons.
ADVERTISEMENT
Bagi Nina, pengetahuannya tentang lingkungan juga tak lepas dari dukungan kedua orang tuanya, yang juga aktif bergerak di dunia lingkungan. Putri dari pasangan Prigi Arisandi dan Daru Rini itu aktif mengkampanyekan gerakan peduli lingkungan diberbagai daerah.
“Anak saya seperti Greta Thunberg, masih kecil sudah keliling dunia. Berjuang terhadap perubahan iklim,” ujar Prigi Arisandi.
Selama menghadiri undangan dari kedutaan, Nina pun terpaksa libur dari sekolahnya. Rencanaya besok masuk sekolah. Dirinya juga bermimpi untuk membuat organisasi yang bergerak di bidang satwa supaya bisa berkeliling dunia menggunakan perahu layar.
“Kalau udah lulus SMA mau melanjutkan ke perguruan tinggi. Ambil jurusan kedoteran hewan,” tandasnya. (dny/ted)