10 Tahun Terakhir, Produksi Gula Nasional Turun 700 Ribu Ton

Konten Media Partner
24 Mei 2018 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
10 Tahun Terakhir, Produksi Gula Nasional Turun 700 Ribu Ton
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jember (beritajatim.com) - HM Muhammad Arum Sabil, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), mengatakan, petani tebu dan peternak menyampaikan sejumlah permasalahannya saat bertemu dan berdialog dengan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pandangan petani tebu dan peternak itu disampaikan pada Rabu (23/5) saat Mentan berkunjung ke Jatim, termasuk ke City Forest and Farm Arum Sabil di Jember. Saat itu, hadir pula Mayjend TNI Supartodi (Asister Teritorial Kasad), dan Indah Megawati dari Kantor Kementrian Koordinator Perekonomian.
Dalam pertemuan itu, sejumlah petani dan tokoh pertebuan hadir, di antaranya Sunardi Edi Sukamto (Pengurus DPP APTRI), Mubin (Pengurus DPD APTRI Jatim), Mawardi (Pengurus DPD APTRI PTPN XI), Satuki ( Pengurus DPD APTRI PTPN XI ), dan sejumlah petani tebu dari Jmeber, Bondowoso, Situbondo, dan daerah lainnya.
Perwakilan petani tebu mengungkapkan, persoalan penetapan harga gula petani oleh Mendag Rp 9.700/kg yang tak sesuai dengan Usulan Menteri Pertanian yang berdasarkan hasil survei tim independen dari peneliti dan akademisi Rp 10.500/kg.
ADVERTISEMENT
Yang disesalkan petani tebu, kata Arum, adalah bukan hanya penetapan Permendag tentang harga gula petani yang dipatok hanya Rp 9.700/kg. Tapi penetapan melalui Permendag tersebut tidak ada juklak dan juknisnys tentang mekanisme sistem jaring pengamanan pembelian gula petani, sehingga psikologi pasar gula lokal menjadi negatif.
"Sementara biaya produksi gula petani saat ini rata-rata sudah mencapai antara Rp 9.500/kg sampai dengan Rp 11.000/kg," ujarnya.
Ilustrasi gula. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gula. (Foto: Pixabay)
Arum mengutarakan, di sisi lain jika Bulog yang ditugasi membeli gula petani, maka petani akan dibebani PPh 3 persen bagi yang tidak memiliki NPWP, dan 1,5 persen bagi yang memiliki NPWP. Namun anehnya, tambah Arum, bila yang membeli pedagang swasta petani tebu tidak dikenai beban PPh.
Arum Sabil juga menyampaikan, dalam 10 tahun terahir dari tahun 2008 sampai 2018 terjadi penurunan produksi gula yang sangat tragis. "Produksi gula tahun 2008 kurang lebih sekitar 2,8 juta ton. Produksi gula tahun 2018 ini diperkirakan hanya sekitar 2,1 juta ton," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Artinya ada penurunan produksi gula dalam kurun 10 tahun terahir sekitar 700.000 ton. Hal itu setara dengan kehilangan 7 pabrik gula dengan kapasitas total produksi per tahun mencapai 70.000 ton per pabrik. "Itu setara dengan nilai investasi sekitar Rp 11,2 triliun jika nilai investasi satu pabrik gula rata-rata Rp 1,6 triliun," jelas Arum.
Terkait dengan hal tersebut di atas, kata Arum, agar pertanian tebu memiliki nilai ekonomi dan memberikan semangat serta harapan, maka perwakilan petani tebu meminta dan mengusulkan kepada Menteri Pertanian antara lain, Permendag dengan ketetapan harga gula petani Rp 9.700/kg dijadikan harga acuan saja. Pemerintah Menugaskan Bulog atau pihak lain membeli gula petani dengan harga Rp 10.500/kg tanpa ada pungutan PPh.
ADVERTISEMENT
Menanggapi keluhan dan usulan petani tersebut, Mentan Amran Sulaiman segera membahas dalam Rakortas bersama Kementerian terkait dan Kemenko Perekonomian. "Itu salah satu poin penting pertemuan dengan Pak Mentan," ungkap Arum.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama para perwakilan peternak juga menyampaikan sejumlah usulan dan keluhan kepada Mentan. Salah satu perwakilan peternak dari Rizki Farm menyampaikan keluhan dan persoalan yang dihadapi peternak ayam petelur di antaranya adalah tidak stabilnya harga bahan baku pakan ternak. Harga pakan ternak ayam petelur saat ini rata-rata mencapai Rp 5.200/kg. Jadi katanya, biaya produksi telur per kilogram mencapai Rp 18.600.
Karena itu, peternak ayam mengusulkan, harga jagung distabilkan di kisaran Rp 3.000/kg sampai Rp 3.500/kg. Saat ini, katanya, harga jagung di kisaran Rp 3.800/kg sampai Rp 4.000 /kg dan itu menjadi salah satu pemicu harga pakan ayam petelur naik. Selain itu, kran impor salah satu kelengkapan komposisi nutrisi dan potein berupa soya bean meal dan bungkil kacang kedelai agar dipermudah.
ADVERTISEMENT
"Peternak ayam berharap pemerintah bisa menjaga harga telur di tingkat peternak tidak sampai di bawah BEP di harga Rp 18.600/kg," ujar Arum Sabil. [air]
Berita ini pertama kali diterbitkan oleh beritajatim.com dengan judul "Dalam 10 Tahun Terakhir, Produksi Gula Nasional Turun 700 Ribu Ton".