news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asrilia: Dolly Harus Dibuka Lagi

Konten Media Partner
26 September 2018 10:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asrilia: Dolly Harus Dibuka Lagi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) - Caleg DPRD Jatim Dapil Surabaya dari Partai Gerindra, Asrilia Kurniati Bambang Harjo menyalahkan Walikota Tri Rismaharini yang telah menutup Dolly, lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, penyebaran HIV/AIDS di Surabaya tidak bisa dikontrol dan makin merajalela. "Kalau menurut saya, Bu Walikota sudah salah dengan menutup Dolly. Banyak sekali sekarang warga yang terdampak dengan tertutupnya Dolly tersebut. Apakah Bu Walikota bertanggung jawab? Kan tidak. Saya di sini bukannya mendukung Dolly. Tapi saya ingin suatu lokalisasi ini memang ada tempatnya, agar penyakit HIV/AIDS tidak menyebar kemana-mana," tegasnya kepada wartawan.
Asrilia yang juga Ketua Peace and Love Jatim ini menegaskan, lokalisasi terselubung pascapenutupan Dolly mulai marak bertebaran di Surabaya. Di antaranya di kawasan Stasiun Wonokromo dan beberapa tempat lainnya.
"Kita kan nggak ngerti itu lokalisasi legal atau ilegal. Itu benar-benar ada anak kecil sekitar lokalisasi itu. Katanya Bu Walikota, kita harus memberikan parenting atau pendidikan yang baik untuk anak-anak. Tapi dengan begini, apa kita memberikan pendidikan yang baik, kan tidak. Kita malah merusak moral generasi muda. Ada PSK berjualan di sekitar stasiun dan dilihat anak kecil, itu jelas merusak," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Apa solusinya? "Kita harus menempatkan suatu lokalisasi lagi atau Dolly ya di situ lagi saja. Karena kan memang Belanda dulu sudah membangun Dolly dengan benar. Bahwa Dolly itu tempat lokalisasi yang tertutup. Saya bukan setuju adanya prostitusi baru, bukannya saya setuju seperti itu. Tapi daripada ada prostitusi terselubung yang tidak terkontrol pemerintah, lebih baik yang mana? Banyak yang jual diri di mana-mana, sekarang HIV/AIDS tidak terdeteksi, sudah berapa angkanya di Surabaya?" tanyanya.
Asrilia sendiri sudah terjun langsung bertemu dengan masyarakat terdampak akibat penutupan Dolly di sekitar Putat Jaya Surabaya. "Saya temukan ada satu keluarga dengan empat orang. Mereka sangat teriak. Tidak ada yang bekerja di situ dan tidak bisa makan. Anaknya akhirnya putus sekolah. Apakah ini yang kita cari di suatu lingkungan?" pungkas Asrilia. [tok/suf]
ADVERTISEMENT