BMKG: Kemarau 2019 Lebih Parah dari Tahun Lalu

Konten Media Partner
18 Juli 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BMKG: Kemarau 2019 Lebih Parah dari Tahun Lalu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Heofisika Tanjung Perak menyebutkan, kemarau 2019 akan lebih ekstrem dari 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikarenakan posisi matahari sempat menjauh dan akan mendekat di titik katulistiwa pada Agustus sampai September nanti.
“Artinya jika Indonesia beberapa daerah sempat mencapai titik terdingin yakni di bawah titik nol. Maka kemarau akan berpotensi berada di titik terpanas,” jelas Ari Widjajanto, Kepala Kelompok Forecaster Stasiun Meteorologi TG Perak Surabaya, Rabu (17/7/2019).
Ari memaparkan, potensi kemarau di sembilan daerah juga akan sampai pada kondisi ekstream.
Sehingga BMKG mengharapkan pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengantisipasi kondisi ini di Agustus sampai September nanti.
“Kondisi saat ini saja sembilan daerah sudah 60 hari lebih tak ada hujan. Menurut data juga sembilan daerah sudah mengalami kekeringan,” papar Eko.
Kesembilan daerah tersebut, lanjut Eko, adalah daerah terbanyak di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Di antaranya yakni Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Madiun, Nganjuk, dan Kabupaten Blitar, Jember, Banyuwangi sebagian, Bondowoso sebagian, Lamongan sebagian.
Ari mencontohkan, jika pada 2018 puncak kemarau Kota Surabaya mencapai 37 derajat selsius. Untuk 2019 ini bisa mencapai 37 derajat bahkan lebih.
“Itu baru Surabaya, belum daerah lain yang panasnya bisa saja melebihi kota ini (Surabaya),” tandasnya. [man/but]