Bupati Faida Soal Mutasi Guru Honorer Jember

Konten Media Partner
27 November 2018 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Faida Soal Mutasi Guru Honorer Jember
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jember (beritajatim.com) - Salah satu tuntutan Forum Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT-PTT) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, adalah dikembalikannya para guru honorer bertugas di sekolah asal. Mereka menyebut kebijakan mutasi melalui surat penugasan oleh Bupati Faida tidak manusiawi.
ADVERTISEMENT
Saat bertemu dengan tujuh orang guru honorer yang mewakili ribuan demonstran di Pendapa Wahyawibawagraha, Senin (26/11/2018), Faida menjelaskan alasan adanya penempatan melalui surat penugasan (SP). "SP hanya boleh dikeluarkan di tempat yang formasinya ada. SP hanya boleh dikeluarkan untuk (guru) yang (lulusan) S1. SP hanya boleh dikeluarkan untuk S1 yang linier yang formasinya ada, yang dibayar oleh BOS (Bantuan Operasional Sekolah)," katanya.
"Tapi kenyataannya tidak semua formasi bisa diisi oleh (guru yang memiliki kompetensi keilmuan) yang linier. Tidak semua S1. Maka kami atasi, yang tidak sesuai syarat, tidak S1, tidak linier, pakai BOS. Yang kalian katakan benar, bahwa tidak semua mendapat SP," kata Faida.
Faida mengatakan, pendataan GTT juga dibantu oleh GTT sendiri. "Mereka membantu dengan nyata. Pada kondisi hari ini lebih dari 600 formasi yang sudah kosong: orangnya pensiun, orangnya meninggal, orangnya pensiun dini, dan pindah ke luar kota," katanya.
ADVERTISEMENT
"Mengapa ada perputaran banyak? Lebih dari seribu guru PNS saya ACC, karena mereka sudah bertahun-tahun bekerja jarak jauh, untuk mendekati rumahnya, mendekati keluarganya. Yang SD, (ditempatkan dalam) satu desa. Yang SMP, (ditempatkan dalam) satu kecamatan. Formasi sisanya yang bisa dibuat SP untuk GTT," kata Faida.
Faida mengatakan, masih ada 500 formasi kosong untuk guru honorer. "Yang bisa di-SP-kan adalah yang formasinya harus kosong," katanya. [wir]