Emil Dardak Kembali Perkenalkan Milenial Job Center dan Communal Branding

Konten Media Partner
11 Juni 2018 8:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emil Dardak Kembali Perkenalkan Milenial Job Center dan Communal Branding
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kediri (beritajatim.com) - Pemerintah harus bisa hadir memberikan akses dan peluang bari warga masyarakat, salah satunya kepada pemuda.
ADVERTISEMENT
Ungkapan ini disampaikan oleh cawagub Jatim, Emil Elestianto Dardak dalam acara Dialog Pemuda di rumah makan Wagu (Warung Gunung) Kediri, Minggu (10/6/2018).
Dalam dialog tersebut, pendamping Khofifah dalam pilkada Jawa Timur memaparkan pemuda memiliki segudang ide yang perlu dukungan pemerintah, dan untuk bisa memahami ide-ide ini tentunya perlu wakil pemuda dalam pemerintahan.
Sudah tidak jamannya menggantungkan pekerjaan dari perkantoran, mencari pekerjaan dengan menenteng lamaran dari kantor satu ke kantor lainnya. Lapangan pekerjaan saat ini lebih kepada profesional freelance.
"Freelance bukannya pekerjaan serabutan, melainkan mempertajam talenta seseorang dengan dimentori oleh orang yang sudah profesional untuk mencari klien melalui Melenial Job Center," kata Emil.
"Awal jangan tendensi mencari uang, melainkan mencari pengalaman dengan mempertajam dan memperkaya kemampuan. Dengan berbagai testimoni kepuasan klien tentunya penghasilan akan mengalir dengan sendirinya," ujar Emil yang disambut antusias anak milenial kota tahu.
ADVERTISEMENT
Selain Milenial Job Center, bupati Trenggalek non aktif ini juga memperkenalkan konsep communal branding.
"Dengan memenuhi standar kualitas, masyarakat dapat membuat produk bersama yang difasilitasi pemerintah," tutur suami pesohor Arumi Bachsin ini.
Dia menceritakan dengan komunal branding satu merk dagang batik "Trenggalih" pengerajin batik Trenggalek mampu menjual batiknya di Sarinah Plaza Jakarta, sejajar beberapa batik terkenal lainnya yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh para pengrajin batik.
Menanggapi pertanyaan banyaknya dukungan kalangan milenial kepadanya, co-Presiden UCLG Aspac atau asosiasi pemerintah daerah se Asia Pasifik ini menjelaskan, "Teman-teman muda memberikan responnya bukan karena asal. Memang kita berangkat dari generasi milenial, namun dengan itu tak lantas mereka mau otomatis memberikan dukungan pastinya mereka melihat dulu ada embel-embel apa. Apakah ini karena prestasi ataukah mengenai hal yang lain," ungkap Emil.
ADVERTISEMENT
Tentunya kawula muda ini, lanjut Emil, akan menjadi sangat kritis melihat rekam jejak atau apa ia tawarkan.
"Ini menjadi hal yang menarik, tadi juga dipertanyakan mengenai kampanye hitam mengenai milenial job center yang salah alamat, isinya mengenai milenial job center ini sudah dimulai di Trenggalek dan hasilnya gagal, padahal ini adalah ide yang segar dan baru," jelas Emil.
Hal seperti ini mereka juga tahu, namun mereka tidak segampang itu percaya dan menggali lebih dalam terkait hal ini, tegasnya," imbuhnya.
Sementara itu Gus Han, Juru bicara Kofifah-Emil yang ikut dalam temu anak muda Kediri itu memuji pemahaman dan pemikiran Emil Dardak yang disampaikan dalam dialog kepemudaan tersebut.
"Saya sangat senang menjadi juru bicara Kofifah-Emil, karena keduanya mempunyai pemahaman-pemahaman yang sangat luar biasa untuk membangun Jawa Timur, bukan menjual garis keturunan atau faktor lainnya. Keduanya mempunyai kualitas dan kemampuan yang memang dibutuhkan Jawa Timur saat ini," ungkapnya. [ifw/suf]
ADVERTISEMENT