Gunung Agung Meletus, Banyuwangi Hujan Abu

Konten Media Partner
3 Juli 2018 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung Meletus, Banyuwangi Hujan Abu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) - Dampak letusan Gunung Agung, di Karangasem, Bali, mengakibatkan paparan abu vulkanik ke beberapa wilayah. Terutama di Kabupaten Banyuwangi akibat terpaan angin yang mengarah ke barat.
ADVERTISEMENT
Kabid Kedaruratan dan Logistik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharam menyebut, abu vulkanik Gunung Agung sudah terdeteksi di daerahnya. Warga diimbau untuk siaga saat beraktivitas di luar rumah.
"Kepada masyarakat untuk memakai masker terutama bagi pengendara sepeda motor, bagi warga yang membutuhkan masker apabila tidak bisa membeli di toko dan atau toko sudah kehabisan stok, bisa datang ke kantor BPBD secara perorangan. Mohon maaf kami tidak mendistribusikan secara massal karena keterbatasan persediaan," ungkapnya.
Hujan abu vulkanik ini memang dirasakan oleh sebagian besar warga Banyuwangi. Mereka mendapati dampak ini kian terasa saat mengendarai kendaraan bermotor.
Terpaan angin membawa abu sering kali membuat mata kelilipan. Bahkan, abu vulkanik tipis juga terlihat menempel pada benda di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya melalui laporan resmi Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Sutopo Purwo Nugroho, Gunung Agung Meletus Stromblian disertai dentuman dan pijar hingga 2 Kilometer, pada Senin (2/7/2018) sekitar 21.04 WITA atau 20.04 WIB.
Sejak dari pagi hingga sore hari, Gunung Agung mengalami beberapa kali erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter. Pada Senin malam tiba- tiba masyarakat sekitar Gunung Agung dikejutkan letusan disertai dengan suara ledakan keras disertai dengan lontaran batu pijar.
PVMBG melaporkan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali pada tanggal 2/72018 pukul 21:04 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
ADVERTISEMENT
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.
Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar du beberapa bagian.
Relawan Pasebaya melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem. Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitarnya langsung melakukan evakuasi mandiri. Turun ke desa-desa yang aman. Status Gunung Agung tetap Siaga (level 3) dengan radius berbahaya 4 km dari pincak kawah.
Pantauan satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat. Hingga saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar Bali masih beroperasi normal. Demikian pula bandara di Banyuwangi, Jember dan Lombok.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Gunakan semua informasi terkait kegunungapian dari PVMBG sebagai lembaga yang resmi. Gunung Agung telah dipasang berbagai peralatan sistem peringatan dini yang lengkap dan terus beroperasi sengan baik.
Evakuasi dilakukan dengan tetap tertib. Masyarakat yang melakukan evakuasi dihimbau tidak keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem tetapi cukup berada di daerah KRB II agar memudahkan penanganan pengungsi. BNPB dan BPBD terus berkoordinasi dengan PVMBG, BMKG dan pihak-pihak lainnya. [rin/suf]
ADVERTISEMENT