Gus Ipul: Saya Pernah Menang dan Kalah, Hormati Suara Rakyat

Konten Media Partner
18 April 2019 12:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gus Ipul: Saya Pernah Menang dan Kalah, Hormati Suara Rakyat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Ketua PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), meminta agar semua pihak bisa menahan diri dan menghormati apapun suara dan kehendak rakyat yang tersalurkan melalui proses pemilu pada Rabu, 17 April 2019.
ADVERTISEMENT
“Jerih payah harus dihargai sebagai proses demokrasi. Pada akhirnya ada yang menang ada yang kalah. Saya pernah merasakan kemenangan juga pernah kalah, tapi ini adalah tahapan yang harus diikuti dan dihormati bersama,” kata Gus Ipul, Kamis (18/4).
Menurut Gus Ipul, jika ada kejanggalan, atau mungkin menemukan masalah dalam proses Pemilu 2019, maka ada jalur tersendiri yang harus dilewati. Dia mengatakan, jalur hukum bukan 'jalur jalanan', apalagi jalur people power yang belakangan sering disuarakan beberapa pihak.
Gus Ipul menuturkan, pelaksanaan Pemilu 2019 memang yang paling besar dan paling rumit dalam sejarah. Masyarakat pemilih dengan sabar dan telaten, bahkan rela menunggu dan mengantre cukup lama.
“Ini pemilu besar dan paling rumit, namun bisa kita dilalui bersama. Ini perlu disyukuri dan harus dihargai jerih payah rakyat ke TPS apapun pilihannya,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan, tentu saja ada catatan-catatan bagi kandidat, seperti adanya keberatan atau masalah yang muncul. Namun, semuanya tidak bisa diselesaikan melalui jalur pengerahan massa.
Gus Ipul menjelaskan, para tokoh juga diharapkan tidak sembarangan mengumbar pernyataan yang memancing perpecahan di tengah masyarakat.
“Tidak bisa dengan cara adu kuat. Kalau adu kuat bisa sama-sama kuat. Kalau yang kalah punya massa, yang menang juga punya massa yang jauh lebih besar. Kami percaya Pak Jokowi dan Prabowo adalah tokoh bangsa yang setelah Pilpres mampu merukunkan kembali,” tegasnya.
Gus Ipul juga mengatakan, untuk meredam massa, para kiai-kiai sepuh di Jawa Timur juga akan segera menggelar pertemuan. Hal ini bertujuan untuk mendorong situasi tetap damai dan tenang.
ADVERTISEMENT
“Di sana ada ulamanya, di sini juga ada ulamanya. Kalau para ulama dan kiai kita bisa bertemu, InsyaAllah umat akan ikut. Kami semua ingin yang menang tidak jemawa yang kalah bisa lapang dada. Yang menang dan kalah bisa saling menghormati,” ujarnya. (tok/kun)