Hasto: Masa Depan Suram di Kubu Prabowo-Sandi

Konten Media Partner
16 November 2018 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasto: Masa Depan Suram di Kubu Prabowo-Sandi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) - Kebijakan Partai Demokrat yang membebaskan kadernya untuk memilih calon presiden dinilai sebagai kewajaran oleh Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto.
ADVERTISEMENT
"Itu adalah sebuah sikap yang wajar, karena melihat bagaimana kepemimpinan Pak Jokowi yang merangkul dan menghargai rakyat, sehingga logis jika kemudian semakin banyak yang terpikat, termasuk kader Demokrat," ujar Hasto di sela konsolidasi dengan Tim Kampanye Daerah (TKD) kabupaten/kota se-Jatim, Jumat (16/11/2018).
Kemudian, lanjut Hasto, ada anggapan jika ikut mengkampanyekan Prabowo Subianto, maka yang terangkat adalah Gerindra.
Sedangkan kini Demokrat juga sedang berjuang untuk bisa lolos parliamentary threshold.
"Tadi ada bahasa dari kawan-kawan, istilahnya di sana madesu atau masa depan suram. Karena di survei juga terlihat, ketika Gerindra naik, Demokrat melorot. Maka sikap Demokrat wajar seperti itu, mungkin merasa masa depan suram di kubu Pak Prabowo dan Pak Sandiaga," kata Hasto.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, ada pula kemungkinan para anggota koalisi Prabowo-Sandi yang kurang nyaman dengan narasi-narasi politik yang membangun pesimisme rakyat. Jika ikut mendukung narasi kampanye yang banyak menimbulkan blunder, partai koalisi takut bakal terkena dampak penurunan elektabilitas.
"Kampanye baru berjalan, mereka sudah tiga kali minta maaf. Kasus hoax Ratna Sarumpaet ketika bangsa kita sedang berduka karena bencana Sulteng, menghina rakyat sendiri dengan kasus tampang Boyolali, lalu tak ada etika ketika berziarah ke makam tokoh besar Nadhlatul Ulama. Itulah ciri kepemimpinan yang grusa-grusu, penuh pencitraan sehingga ketika ciri aslinya muncul, malah blunder," jelas Hasto.
"Narasi politik yang tak elok itulah, politik genderuwo, yang membuat masa depan suram," imbuh Hasto.
Menurut Hasto, kegemaran menebar kebencian dan kebohongan seolah telah menjadi ciri khas kubu kompetitor. Pada Pilpres 2014 lalu, Tabloid Obor Rakyat yang memfitnah Jokowi juga disebarkan kubu yang sama dengan yang sekarang giat menggencarkan hoax.
ADVERTISEMENT
Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin menambahkan, berbeda dengan kubu lawan, narasi politik yang dibangun Jokowi adalah dengan merangkul dan membangun optimisme rakyat.
"Kita tekankan bahwa ini bukan perjuangan untuk orang per orang. Bukan untuk Pak Jokowi. Tapi untuk masa depan Indonesia Raya. Maka kita semua merangkul, membangun optimisme untuk giat membangun bangsa, bukan menakut-nakuti rakyat," pungkas mantan Kapolda Jatim ini. (tok/ted)