Idap Kanker, Mata Bocah 3 Tahun di Mojokerto Sebesar Kepala

Konten Media Partner
30 Mei 2018 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Idap Kanker, Mata Bocah 3 Tahun di Mojokerto Sebesar Kepala
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mojokerto (beritajatim.com) - Muhammad Febrian Syahputra asal Desa Kangkungan, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto mengidap kanker mata. Indera penglihatan sebelah kanan anak pasangan Mochamad Yusuf (30) dan Denis Mega Kejati Putri (22) tersebut sebesar kepala.
ADVERTISEMENT
Gejala kanker mata bocah umur tiga tahun tersebut sudah terlihat sejak ia berusia empat bulan. Retina mata sebelah kanannya mirip mata kucing. Meski sudah menjalani operasi dan harus kehilangan bola mata, namun penglihatan sebelah kanan itu masih bengkak hingga sebesar kelapa.
"Usainya empat bulan, sudah kelihatan seperti ada mata kucing di retina mata sebelah kanan. Saya bawa ke dokter spesialis mata, disuruh bawa ke Surabaya tapi dokter tidak bilang kalau kanker. Kemudian saya bawa ke RS mata Undaan di-ct scan katanya kanker mata dan harus dirujuk ke RS Dr Soetomo," ungkapnya, Rabu (30/5/2018).
Sekitar usia 1 tahun lebih, lanjut Yusuf, anak satu-satunya tersebut menjalani operasi mata di RS Dr Soetomo Surabaya. Anaknya harus kehilangan bola mata sebelah kanan dan menjalani perawatan di rumah sakit itu selama dua minggu. Dokter menyarankan Febrian harus menjalani kemoterapi.
ADVERTISEMENT
"Kemo hanya dijalani satu kali karena kondisinya drop, tubuhnya tidak bisa menerima sehingga tidak bisa jalan. Akhirnya tidak kemo lagi dan pada bulan Februari lalu, dia terjatuh dan muncul benjolan di mata kanannya. Tambah besar, tambah besar hingga seperti sekarang ini," ujarnya.
Yusuf menuturkan, berdasarkan saran dokter anaknya harus menjalani kemoterapi secara rutin agar sembuh. Namun karena kondisi badannya tidak bisa menerima (karena efek obat) sehingga ia tak membawa anaknya untuk menjalani kemoterapi lagi.
"Saya coba ke alternatif sekitar satu bulan ini, agak kempes. Memang dokter pernah bilang kalau kanker menempel di tulang matanya sehingga ada resiko untuk tumbuh lagi, selama pengobatan saya pakai BPJS. Tapi kemo satu-satunya solusi tidak bisa dilakukan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut buruh pabrik ini, meski tidak pernah mengeluh sakit, namun anaknya minder jika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya. Sang anak juga tidak mau makan, hingga usia hampir 3,5 tahun hanya minum ASI (Air Susu Ibu). Yusuf berharap, anaknya bisa rutin menjalani kemoterapi karena hanya itu solusinya.
"Dokter bilang kalau satu-satunya solusi ya kemo, tapi tubuh anak saya tidak bisa menerima karena efek obat. Selama ini, tidak ada bantuan karena memang saya di sini (di Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto) warga kontrak," tegasnya. [tin/suf]