Ingin Menang di Jatim? Jokowi atau Prabowo Harus Rebut Gus Ipul

Konten Media Partner
19 Januari 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Ketua PBNU yang juga Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) hingga saat ini belum juga memutuskan sikapnya mendukung pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-KH Ma’ruf Amin atau nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno. “Nanti, pada saatnya saya akan menyatakan sikap. Kedua timses pasangan calon terus berkomunikasi mengajak saya bergabung. Tunggu saja, sabar,” tuturnya kepada beritajatim.com. Berdasarkan catatan beritajatim.com, Gus Ipul menjadi kunci kemenangan di Jatim bagi siapa saja calon presiden yang kini sedang bertarung. Meskipun kalah di Pilgub Jatim 2018, Gus Ipul yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno meraih 9.076.014 suara atau sekitar (46,45 persen) suara di Jatim. Bagi Jokowi, Gus Ipul bisa menjadi pendulang suara di kalangan Nahdliyyin dan pondok pesantren yang saat ini masih terbelah menjadi dua kutub. Apalagi, diketahui figur Kiai Ma’ruf Amin dinilai belum bisa membantu mendongkrak elektabilitas Jokowi saat ini. Bagi Prabowo, Gus Ipul bisa menjadi penyeimbang kekuatan Pakde Karwo (belum menyatakan sikap dukungan pilpres) dan Dewan Pengarah JKSN Khofifah Indar Parawansa yang berkampanye untuk Jokowi. Kekuatan Prabowo-Sandi di Jatim bergerak melambat, karena tidak memiliki tokoh kunci sebagai vote getter atau pendulang suara. Apa kata Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) yang merupakan teman dekat Gus Ipul? Gus Fahrur mengatakan bahwa dukungan kiai sepuh dan ulama di Jawa Timur belum utuh di pemilihan presiden 2019. “Saat ini, mayoritas kiai dan ulama masih menunggu sikap sekaligus rekomendasi dari salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul),” tuturnya. Menurut Gus Fahrur, arah dukungan dari para ulama masih belum utuh. Saat ini, sebagian ulama di Jawa Timur memang sudah mendukung pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Sementara itu, ada juga yang mendukung paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. “Ada beberapa alasan, mengapa para ulama dan kiai belum satu arah di pilpres. Utamanya, soal arah dukungan. Mereka saat ini ada yang sudah punya pilihan, namun rata-rata pilihannya belum mantab,” kata Gus Fahrur. Pengasuh Pesantren An Nur Bululawang, Malang ini menyebut bahwa satu di antara figur yang bisa menyatukan kekuatan ulama adalah sosok Gus Ipul. Gus Ipul yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim ini dinilai memiliki kedekatan dengan ulama-ulama besar di Jawa Timur. “Para ulama masih menunggu Gus Ipul. Para ulama yang selama ini mendukung Gus Ipul, masih menunggu sikap resmi Gus Ipul,” tegasnya. Gus Fahrur menyebut Jokowi dinilai memiliki kedekatan dengan Gus Ipul mengingat pendamping Jokowi adalah KH Ma’ruf yang merupakan mantan Rais Aam PBNU. “Kalau Gus Ipul ditunjuk menjadi salah satu koordinator dari unsur kiai dan ulama, maka kekuatan ini akan semakin kuat. Peluang menang Jokowi pun semakin besar,” tukasnya. Apalagi, Gus Ipul memiliki modal massa sekitar sembilan juta suara dari Pilgub Jatim 2018 silam. “Pak Jokowi tinggal menjalin komunikasi dengan Gus Ipul. Gus Ipul bekerja, maka suaranya bisa semakin utuh,” imbuhnya. Basis ulama yang selama ini digalang oleh Khofifah Indar Parawansa melalui Jaringan Kiai dan Santri Nasional (JKSN) dinilai belum dapat memaksimalkan suara pesantren kepada Jokowi. “Buktinya, selama ini Ibu Khofifah sudah berkerja, namun suara ulama dan pesantren masih belum bisa satu suara,” katanya. Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Novri Susan berpendapat, sikap politik Gus Ipul dinilai akan berdampak besar terhadap kubu Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut Novri, Jawa Timur memiliki peran penting dalam dinamika politik nasional. Yang mana, Gus Ipul berperan besar di dalamnya. “Jawa Timur menjadi penentu dalam pilpres. Kemenangan Pilpres antara Jokowi dan Prabowo sangat ditentukan oleh Jawa Timur,” katanya. Menurut peneliti Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (Puspek) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini, dukungan dari Gus Ipul akan menambah signifikan suara Jokowi di Jatim. Bahkan, presentasi peningkatannya bisa mencapai 15 persen. “Kalau misalnya Gus Ipul mendukung Jokowi saja, persentase kemenangan paslon nomor urut satu bisa di atas 80 persen,” tukas Novri. Novri memperkirakan, dibanding dengan Prabowo-Sandi, kemungkinan besar Gus Ipul akan mendukung Jokowi-Ma’ruf. “Gus Ipul memang belum menentukan paslon yang mana. Namun, gesturnya sepertinya akan masuk dalam capres nomor satu,” kata Novri. “Nantinya, sikap politik Gus Ipul akan terlihat pasca selesainya masa jabatan beliau pada 12 Februari mendatang. Gus Ipul memiliki basis massa yang solid di kalangan Nahdliyyin. Sehingga, mobilisasi massa akan lebih mudah,” pungkasnya. [tok/suf]
ADVERTISEMENT