Meraih Mimpi di 'Kampung Anak Negeri'

beritajatimcom
Portal berita update Jawa Timur, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Jember, Madura, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Malang, Gresik, Sidoarjo. Ngawi, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Tulunggagung, Pacitan, Situbondo, Kota Batu dan lain-lain
Konten dari Pengguna
25 April 2019 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari beritajatimcom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu kegiatan di Kampung Anak Negeri. sumber: beritajatim.com
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kegiatan di Kampung Anak Negeri. sumber: beritajatim.com
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Banyak pihak memandang sinis anak jalanan atau anak yang terlibat dengan problem kenakalan remaja. Namun, berbeda halnya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang memilih mendirikan Kampung Anak Negeri sebagai wadah bagi anak-anak jalanan untuk dapat meraih mimpi. Sebab, setiap anak punya potensi.
ADVERTISEMENT
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kampung Anak Negeri berdiri di atas lahan seluas 50×40 meter di Jalan Wonorejo Timur No. 130. Sekilas, bangunan tersebut mirip sekolah pada umumnya, yang membedakan hanya bangunannya dengan enam kamar.
Masing-masing kamar berisi enam hingga tujuh tempat tidur yang tertata rapi. Di tempat itulah, Pemkot Surabaya membina serta merawat anak-anak jalanan, anak putus sekolah, hingga anak dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), agar memperoleh kehidupan dan masa depan yang lebih baik.
Saat ini, Kampung Anak Negeri dihuni oleh 35 anak yang semuanya laki-laki. Rentang usia mereka 8 hingga 18 tahun. Anak-anak itu datang dari latar belakang yang beragam. Ada yang datang dari keluarga yang bermasalah, hingga anak-anak yang terpengaruh pergaulan bebas sehingga terlibat kasus kenakalan remaja.
Infografis Kampung Anak Negeri. sumber: beritajatim.com
Kepala UPTD Kampung Anak Negeri Surabaya, Naniek Winarsih, menjelaskan alur masuknya penghuni. Umumnya, kata Naniek, meraka masuk saat ada razia Satpol PP. Mereka lantas disurvei lebih dalam oleh Dinas Sosial Kota Surabaya untuk diketahui lebih dalam kondisi ekonomi dan persoalan keluarganya. Namun, ada pula yang merupakan hasil dari penjangkauan aparat kelurahan dan kecamatan yang melakukan outreach anak-anak terlantar di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah ‘resmi’ menjadi penghuni Kampung Anak Negeri, anak-anak tersebut didampingi oleh tiga orang pembina. Mereka dididik menjadi disiplin serta diberikan pelatihan-pelatihan sesuai minat dan bakatnya. Misal, pelatihan kesenian, olahraga, dan wirausaha.
Naniek berharap, pihaknya dapat membangun kemandirian anak-anak jalanan. Selain pendidikan dan pelatihan, anak-anak juga dibuat nyaman dengan fasilitas yang memadai. Mulai dari kamar yang nyaman, studio musik, sarana olahraga, ruang serba guna hingga pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
“Kalau makan semua tercukupi. Mereka makan tiga kali sehari. Juga dapat snack, susu dan kacang hijau,” terang Naniek.
Tak hanya itu, setiap hari anak-anak juga diberikan fasilitas antar jemput ke sekolah. Namun, ada juga yang naik sepeda sendiri. Untuk yang masih menempuh pendidikan SD dan SMP ada sekitar 25 anak. Sisanya menempuh pendidikan melalui kejar paket.
ADVERTISEMENT
Pola atau metode yang diterapkan Pemkot Surabaya melalui Kampung Anak Negeri terhadap anak-anak jalanan mulai menunjukkan hasil. Kini, banyak dari mereka yang telah lulus sekolah dan mendapat kerja. Bahkan, tidak sedikit yang berhasil menorehkan berbagai prestasi di bidang olahraga, baik tingkat regional maupun nasional.
Seperti Ari Mukti (14), yang pernah meraih juara satu pertandingan tinju kelas 38 kilogram, Kejurda Tinju Amatir Yunior Youth se-Jawa Timur tahun 2017, serta juara 1 lomba Balap Sepeda KONI Surabaya tahun 2017. Sementara dari cabang silat, Muhammad Hasyim (14), juga pernah meraih juara 1 tapak suci usia dini, se-Kota Surabaya. Marfel Maulana (7), pernah meraih juara tiga Kejuaraan Balap Sepeda MTB Piala KONI Kota Surabaya. Prestasi serupa juga pernah diraih Luhur Aditya Prasoja (16). Dia pernah meraih juara 2 Kejuaraan Balap Sepeda Usia Dini Seri ke-3 Trophy Ketua ISSI Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Psikiater Anak dan Remaja RSJ, Radjiman Wediodiningrat Lawang, Tiwik Koesdiningsih, mengapresiasi pendekatan yang dilakukan Pemkot Surabaya. Menurut dia, anak-anak dalam masa tumbuh kembang memang perlu mendapatkan bimbingan dan naungan agar mempunyai kedewasaan mental dan sosial.
“Saya apresiasi upaya-upaya Pemkot Surabaya dalam mengupayakan mendidik anak-anak jalanan. Pola yang diterapkan tentunya mendidik disiplin tetapi tetap fun, sehingga membuat anak-anak kerasan dan patuh,” kata Tiwik.
Pada kesempatan berbeda, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meyakini tidak ada istilah anak nakal, yang ada hanyalah anak yang salah pergaulan atau anak yang punya masalah. Risma bilang, untuk mengurai problem tersebut, maka diperlukan upaya mencari akar masalah yang dialami oleh anak tersebut. Ia berharap dengan hadirnya Kampung Anak Negeri, bisa memecahkan masalah yang dialami oleh anak-anak di Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Setiap anak berhak untuk berhasil. Mereka berhak untuk menggapai mimpinya. Mari kita semua mendukung anak-anak Surabaya untuk berhasil dan berprestasi,” kata Risma.
Dari Pengamen Menjadi Juara Balap Sepeda
Gambar Kampung Anak Negeri. sumber: beritajatim.com
Salah satu penghuni Kampung Anak Negeri adalah Ari Mukti (14), ia tinggal dan dirawat di Kampung Anak Negeri sejak 2016. Ari awalnya merupakan seorang pengamen yang ditertibkan oleh Satpol PP Surabaya. Setelah dilakukan outrech oleh dinas sosial, hasil di lapangan menunjukkan kondisi ekonomi keluarga Ari kurang mampu. Hal itu menyebabkan dia mengalami putus sekolah dan memilih mencari uang dengan menjadi pengamen.
Sejak tinggal di Kampung Anak Negeri, Ari mulai menjalani aktivitas seperti anak-anak normal pada umumnya. Pergi ke sekolah, bermain, dan menempuh pendidikan agama seperti mengaji. Tak hanya itu, di Kampung Anak Negeri, Ari juga diarahkan untuk menekuni bakat dan minatnya.
ADVERTISEMENT
Pada 2017, remaja empat bersaudara ini pernah meraih prestasi juara 1 Balap Sepeda KONI Surabaya. “Kalau sekarang sedang persiapan untuk lomba Porprov Balap Sepeda Velodrome di Bandung tanggal 27 April 2019. Kalau tahun 2017 kemarin, dapat juara satu lomba balap sepeda KONI Surabaya,” kata Ari.
Walaupun berasal dari keluarga kurang mampu, namun Ari juga punya cita-cita yang tinggi. Ia ingin menjadi seorang TNI AL, supaya bisa mengubah kehidupan dan masa depannya lebih baik. Sejak tinggal di Kampung Anak Negeri, Ari mengaku senang bisa belajar cara hidup disiplin.
“Kalau di sini, senangnya masa depan terjamin. Hidup ndak umbar-umbaran lagi dan lebih teratur. Setiap hari bisa sekolah, salat lima waktu dan juga diajari ngaji,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(adv/ifw)
Reporter : Ibnu F Wibowo