Momen Kudatuli, Ini Kata Whisnu Sakti Buana

Konten Media Partner
29 Juli 2019 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen Kudatuli, Ini Kata Whisnu Sakti Buana
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com) – Peringatan kejadian 27 Juli 1996 silam, menjadi momentum bagi Whisnu Sakti Buana untuk tetap setia kepada PDI Perjuangan. Wakil Walikota Surabaya ini menjadi salah satu pelaku sejarah melalui gerakan Perjuangan Rakyat untuk Reformasi Total (PRRT), kala itu.
ADVERTISEMENT
Menurut WS -sapaan Whisnu Sakti- upaya penggulingan Ketua Umum PDI pada masa orde baru, adalah cobaan terbesar bagi partai berlambang kepala banteng moncong putih ini.
Melalui Posko Pandegiling, gerakan anak-anak muda terus memperjuangkan ketidakadilan serta menjadi kawah candradimuka bagi para kader PDIP. Utamanya dalam loyalitas dan kesetiaan pada partai.
“Peringatan ini bukan hanya kilas balik sejarah masa lalu saja, tetapi juga sebagai pengingat bahwa di posko pandegiling inilah ada tetesan keringat dan air mata untuk menegakkan bendera perjuangan dan keadilan di bumi nusantara,” terangnya.
Minggu malam (28/7), peringatan 22 tahun silam ini kembali digelar di Posko Pandegiling 223, Surabaya. Kegiatan bertema ‘Banteng Pulang Kandang’ ini memiliki arti yang mendalam bagi WS.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurut Ketua PRRT Jatim ini, di Posko yang didirikan oleh almarhum sang ayah, Ir Sutjipto, mengajarkan arti kesetiaan, kebersamaan, dalam satu bendera PDI Perjuangan dibawah komando Megawati Soekarnoputri.
Ia juga mengingatkan para kader saat ini sekaligus pelaku sejarah agar tidak lupa, dan cenderung ambisi dalam jabatan politik. “Bagi mereka yang merasa ikut sejarah itu tetapi sekarang melok kancane, mateni kancane ben oleh jabatan ndang balik o, pulang kembali ke kandang banteng,” terang pria yang juga Wakil Walikota Surabaya ini.
Terpisah, menurut Herlambang, Ketua Panitia acara kegiatan refleksi ini skaligus menunjukkan bahwa PRRT Jatim masih eksis hingga sekarang. “PRRT belum bubar dan ketuanya masih Pak Whisnu Sakti Buana. Dan kita semua sudah bersepakat bahwa PRRT yang berada di jalan Pandegiling ini kita hidupkan kembali,” ucap pria yang juga mantan wartawan ini. [ifw/kun]
ADVERTISEMENT