Pagi Buta, Khofifah Blusukan ke Pasar Induk Malang

Konten Media Partner
25 Mei 2018 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pagi Buta, Khofifah Blusukan ke Pasar Induk Malang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Malang (beritajatim.com) - Saat pagi-pagi buta, Jumat (25/5/2018), calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambangi sejumlah pasar tradisional di wilayah Kota Malang. Beberapa diantaranya adalah Pasar Induk Gadang dan Kedungkembang.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan ini, Khofifah ingin menyapa sekaligus menyerap aspirasi warga pasar pagi untuk melakukan navigasi program. Saat menyambangi pasar induk Gadang, Khofifah menyusuri setiap blok pasar.
Menurutnya, infrastruktur pasar tradisional membutuhkan pembenahan agar bisa memberikan kenyamanan dan keamanan transaksi baik bagi penjual maupun pembeli.
"Saya melihat pembenahan infrastruktur sangat-sangat urgent. Kita bisa melihat di banyak titik di tempat penjualan ikan, sayur, buah, di sini becek. Ada genangan air di sini. Ini harus dibangun agar transaksinya lebih nyaman," kata Khofifah.
Pasar tradisional dinilai perlu perhatian lebih karena menjadi puat simpul ekonomi suatu daerah. Pasar tradisional mampu memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat.
Sehingga, Khofifah mengatakan, pembenahan pasar tradisional harus menjadi prioritas. Hal ini juga agar mendorong masyarakat tertarik berbelanja ke pasar tradisional sehingga bisa bertahan di tengah pertumbuhan pasar modern yang semakin menggeliat.
ADVERTISEMENT
"Fasilitas tertutama pembenahan infrastruktur pasar tradisional ini harus dijadikan prioritas karena yang bertransaksi di sini pasti lintas kabupaten, lintas kota. Oleh karena itu bagaimana menyiapkan pelayanan publik yang convinient. Enggak usah merubah pasar tradisional menjadi modern yang penting membuat convinient," pungkasnya.
Navigasi program Khofifah ini untuk menyelaraskan program pembangunan infrastruktur yang digagas pasangan Khofifah-Emil. Komitmen ini termaktub dalam Jatim Akses.
Dalam Nawa Bhakti Satya keempat tersebut Khofifah dan Emil ingin membangun infrastruktur secara merata untuk membentuk wilayah terpadu demi terciptanya pembangunan yang adil dan merata. Sehingga menghapus disparitas pembangunan hingga kesejahteraan antara desa-kota, wilayah utara dan selatan Jawa Timur. [ifw/suf]