Pemudik di Banyuwangi Akan Diperiksa Terkait Virus Cacar Monyet

Konten Media Partner
23 Mei 2019 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemudik di Banyuwangi Akan Diperiksa Terkait Virus Cacar Monyet
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyuwangi (beritajatim.com) – Masyarakat Indonesia sempat digegerkan virus monkeypox (cacar monyet) yang terjadi di Singapura. Mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan Banyuwangi meminta warga mengandalkan pola hidup bersih dan sehat sebagai salah satu bentuk bentuk upaya antisipatif.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memastikan hingga saat ini kasus monkeypox belum terjadi di Indonesia. “Oleh karena itu, kami imbau agar warga tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan,” kata dr. Rio, sapaan akrabnya, Rabu (22/5/2019).
Meski belum ditemukan kasusnya, pemkab telah melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap masuknya penyakit yang berasal dari Afrika bagian Barat tersebut. Pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Banyuwangi untuk terjun melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait monkeypox ke masyarakat.
Ia berharap, berbagai pelayanan kesehatan punya kewaspadaan ekstra terhadap gejala cacar monyet pada masyarakat. “Sebab sampai sekarang virus cacar monyet memang belum ditemui di Indonesia. Sosialisasi, imbauan dan edaran ke jajaran kami sudah dilakukan untuk menambah kewaspadaan,” kata Rio.
ADVERTISEMENT
Namun, lagi-lagi ia menekankan bahwa perilaku bersih dan sehat merupakan kunci untuk menghalau cacar monyet. “Sosialisasi semua sudah dilakukan, namun yang penting adalah perilaku bersih dan sehat. Karena disebarkan virus, penyakit ini mudah menular dan mewabah. Makanya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” tegasnya.
Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit dari binatang yang terinfeksi virus cacar monyet.
Sedangkan penularan pada manusia, menurut Rio, terjadi melalui kontak dengan monyet, tikus gambia, dan tupai. Penularan dapat pula terjadi karena mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Kalau penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Inang utama dari virus cacar monyet ini adalah tikus, jadi usahakan jauh-jauh dari binatang ini,” tegasnya.
Selain sosialisasi, puskesmas juga diperintahkan untuk melakukan pengamatan (survey) kepada masyarakat di wilayah kerjanya. “Jika mendapati warga yang suspect monkeypox, petugas wajib segera melaporkan ke Dinkes untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” terangnya.
Rio juga mengimbau agar warga segera memeriksakan diri jika mengalami gejala penyakit ini. Gejala yang timbul meliputi meliputi demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, dan lemas. Seperti cacar pada umumnya, ruam di kulit akan muncul pada wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam itu berkembang dan akan menghilang hingga tiga pekan.
“Masa inkubasinya 5-21 hari, setelah itu sembuh sendiri. Jika ada warga yang mengalami gejala seperti ini, harus segera berobat karena penyakit ini bisa cepat sembuh jika cepat ditangani,” kata Rio.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Rio, pemkab juga telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak pelabuhan penyeberangan dan bandara. Penumpang domestik dan internasional yang berangkat maupun datang di Bandara Banyuwangi, akan dicek suhu tubuhnya.
“Sementara di Pelabuhan Tanjung Wangi, telah disiapkan tenaga medis yang akan menangani jika ditemukan penumpang dengan gejala monkeypox,” pungkasnya. [rin/suf]