news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pernyataan Airlangga dan Klarifikasi PDIP

Konten Media Partner
26 Juni 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernyataan Airlangga dan Klarifikasi PDIP
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Surabaya (beritajatim.com)--Pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur dinilai sebagai upaya mengadu domba, antara Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
”Pernyataan Pak Airlangga menyinggung perasaan Ibu Megawati, dan mengarah pada upaya adu domba antara Bu Mega dan Pak Jokowi,” kata Ketua Tim Pemenangan Internal PDIP untuk Pilgub Jatim, Ahmad Basarah, dalam pernyataan kepada media massa sebagaimana diterima beritajatim.com, Selasa (26/6/2018).
Dalam kampanye di Probolinggo, Sabtu (23/6/2018), Airlangga Hartarto mengatakan bahwa meski Jokowi kader PDIP, namun mendukung Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jatim.
Menurut Airlangga, Jokowi mengatakan bahwa dalam memilih cagub tidak harus atas dasar kesamaan partai. “Pak Airlangga membawa-bawa dan memanfaatkan nama Presiden Jokowi untuk menyinggung partai lain. Itu tidak elok,” kata Basarah.
Basarah menegaskan, sikap pribadi Jokowi terhadap Pilgub Jawa Timur sangat jelas, yaitu mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno, kandidat nomor urut 2.
ADVERTISEMENT
“Sebagai Ketua Tim Pemenangan, saya dan Puti Guntur Soekarno sudah dua kali dipanggil Bapak Jokowi secara khusus pada 13 Februari 2018 dan 14 Mei 2018 yang lalu. Dalam pertemuan tersebut Pak Jokowi memberikan ucapan selamat kepada Mbak Puti dan bahkan beliau memberikan arahan-arahan dan petunjuk cara untuk memenangkan pilgub Jawa Timur. Setelah pertemuan kami berdua dengan Pak Jokowi langsung ditindaklanjuti dukungan dari seluruh relawan-relawan Jokowi yang ada di Jatim,” jelas Basarah.
Dalam pembicaraan tersebut, Basarah menambahkan, Jokowi juga menjelaskan bahwa dia kecewa karena Khofifah meninggalkan jabatan Menteri Sosial sebelum berakhir masa jabatan.
“Secara tegas Jokowi menyatakan tidak pernah ada instruksi mendukung Khofifah. Jadi pernyataan Pak Airlangga patut dipertanyakan karena dia memanfaatkan nama Pak Jokowi untuk kepentingan kelompoknya,” kata Basarah.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto saat kampanye akbar pasangan Khofifah-Emil di Kota Probolinggo, Sabtu (23/6/2018) mengatakan, dia mengaku mendapat arahan langsung dari Presiden Jokowi untuk memenangkan Khofifah.
"Saya ditugaskan beliau (Presiden Jokowi) bersama Pak Oesman Sapta Odang untuk memenangkan Ibu Khofifah, dan itu yang kami pegang," tandas Airlangga. (Surya.co.id, 23/6/2018).
Airlangga mengatakan, arahan Jokowi bukan tanpa alasan. Meski Jokowi adalah kader PDIP, namun arahan pemenangan Pilkada Jawa Timur justru ditujukan untuk Khofifah. Sebab, dikatakan Airlangga, untuk memilih pemimpin bukan semata didasarkan atas kesamaan partai. Melainkan berdasarkan hati dan kelayakan dan kedekatan.
"Ibu Khofifah dulu yang membantu Pak Jokowi saat pencalonan dalam pilpres. Bukan hanya pilpres, tapi saat pemerintahan, Bu Khofifah membantu Pak Presiden menjalankan pemerintahan, kalau soal kedekatan tak perlu diragukan lagi. Dan memilih pemimpin itu hari nurani, bukan hanya dari kepartaian," kata Airlangga.
ADVERTISEMENT
Menurut Basarah, pernyataan Airlangga yang mengatasnamakan Presiden Jokowi bahwa dalam memilih cagub tidak harus didasarkan atas persamaan partai adalah pernyataan yang memanas-manasi perasaan Megawati. Apalagi Puti Guntur Soekarno adalah keluarga besar Bung Karno.
Demikian juga dengan pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa alasan Pak Jokowi mendukung Khofifah karena telah mendukung dalam Pilpres 2014 juga seakan-akan menafikan keberadaan PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusung Presiden Jokowi pada Pilpres 2014.
”Publik masih ingat, Golkar berada di mana saat Pak Jokowi berdarah-darah berjuang dalam Pilpres 2014 demi tujuan menyejahterakan Indonesia,” ujarnya.
Harusnya, kata Basarah, jika Airlangga Hartarto loyal kepada Jokowi, dia harus menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antarpartai pendukung Jokowi, terutama dengan PDI Perjuangan tempat Jokowi dibesarkan.
ADVERTISEMENT
“Saya haqqul yakin, Pak Jokowi adalah tokoh yang sangat menghormati Bung Karno, Bu Mega dan Pak Guntur Soekarno, ayahnya Puti. Jadi, tidak mungkin Jokowi tidak mendukung Puti dalam Pilgub Jawa Timur. Seharusnya Airlangga meminta penjelasan ulang kepada Jokowi tentang siapa sebenarnya yang beliau dukung,” tegas Basarah. [tok/air]