RSUD dr Hardjono Ponorogo: Ini Ciri dan Gejala Caleg Stres

Konten Media Partner
20 April 2019 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSUD dr Hardjono Ponorogo: Ini Ciri dan Gejala Caleg Stres
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ponorogo (beritajatim.com) – Pemilu telah usai, tak terkecuali juga dengan pemilihan legislatif. Tentu ada yang caleg menang dan lolos ke parlemen. Ada juga caleg yang kalah, meski sudah mengeluarkan banyak uang.
ADVERTISEMENT
Dan keadaan tersebut mungkin bisa mempengaruhi kesehatan jiwa mereka. Stres maupun depresi karena gagal lolos, biasanya menjadi sebab utama para caleg ini sakit.
Kabid Pelayanan RSUD dr Hardjono Ponorogo dr. Siti Nurfaidah mengungkapkan dalam menghadapi caleg stres ini, peran keluarga penting untuk mengetahui sedini mungkin kondisi anggotanya keluarganya yang nyaleg.
Karena orang yang terpapar stres itu kondisinya berbeda satu dengan yang lainnya. Tergantung daya tahan tubuh mereka. Bagi yang memiliki daya tahan tubuh tinggi, hanya akan mengalami stres ringin. Sedangkan orang yang mengalami stres sedang sampai berat, biasanya daya tahan tubuhnya kurang.
”Peran keluarga atau orang terdekat sangat diperlukan untuk mengetahui gejala-gejala stres,” katanya, Sabtu (20/4/2019).
Gejala bisa dilihat, kata dr. Siti dari perubahan sikap. Seperti, kebiasaan-kebiasaan yang mulai ditinggalkan. Dia mencontohkan, kebisaan seseorang kalau pulang itu mandi atau makan lebih dulu. Kalau sampai kebiasaan itu tidak dilakukan, sudah menjadi gejala stres ringan. Dan juga bisa diikuti dengan keluhan-keluhan seperti nyeri, sakit kepala, gangguan pencernaan.
ADVERTISEMENT
”Kalau gejala-gejala itu timbul, keluarga harus waspada. Jangan sampai caleg tersebut semakin berat beban stresnya,” katanya.
dr. Siti menyebut RSUD dr. Harjono Ponorogo siap menangani kesehatan untuk caleg yang stres akibat kalah dalam pemilu lalu. Dia menyebut langkah awal yang dilakukan, Psikiater RSUD dr Harjono Ponorogo akan mengklasifikasi penyakit kejiwaan yang dialami caleg sebelum merawat. Mulai dari kategori ringan, sedang, hingga berat. Kalau hanya ringan dan sedang dapat difasilitasi rumahsakitnya. Jika sudah berat nanti perlu isolasi. Itu akan kami rujuk di RSJ terdekat.
”Kami siap melayanai kesehatan untuk caleg stres, namun juga disesuaikan dengan kondisi penyakit kejiwaan yang dialami. Kalau berat ya dirujuk ke RSJ karena kami belum punya ruang isolasinya,” pungkasnya.[end/ted]
ADVERTISEMENT