Seluruh Harta Hangus Terbakar, Tinggal Baju Melekat di Badan

Konten Media Partner
26 Agustus 2019 9:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seluruh Harta Hangus Terbakar, Tinggal Baju Melekat di Badan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumenep (beritajatim.com) – Musibah terbakarnya KM Santika Nusantara menyisakan cerita pilu bagi para penumpangnya. Salah satunya, Syaida.
ADVERTISEMENT
Wanita berparas cantik ini bersama suaminya, sedianya akan menuju Samarinda untuk memperbaiki nasib. Siapa sangka, sebelum sampai di Samarinda, musibah telah membuyarkan angan-angannya.
“Selama ini saya tinggal di Bogor mengikuti suami. Sehari-hari, suami bekerja sebagai pengemudi taksi online. Lalu ditelepon sama saudara di Samarinda, disuruh pindah kesana aja. Ya memperbaiki nasiblah di sana. Tapi ternyata malah ada musibah ini,” katanya menunduk sedih, Minggu (25/8/2019).
Masih lekat dalam ingatannya ketika musibah kebakaran itu terjadi, dirinya tengah lelap tertidur. Ia dibangunkan oleh suaminya ketika tercium bau asap dan mendengar teriakan-teriakan panik.
“Waktu kita keluar kamar, tidak terlihat apa-apa selain asap tebal. Lalu orang-orang sudah berlarian berpencar mengenakan pelampung. Oleh ABK, saya juga disuruh pakai pelampung, kemudian turun ke sekoci,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Turun dari kapal ke sekoci berupa perahu karet tidaklah mudah. Karena hanya ada seutas tali tampar yang digunakan sebagai jalan turun. Masih ditambah dengan ombak besar yang mengombang-ambingkan sekoci.
“Jadi ya kita kebentur-bentur dinding kapal waktu turun. Kan susah turunnya, cuma pakai tali. Terus ombak, jadi goyang-goyang kapal dan perahu karetnya,” tutur Syaida.
Setelah berada di sekoci, bukan berarti segala kesulitan selesai. Gara-gara tali yang digunakan untuk tangga turun tidak segera diputus, maka penumpang terus menerus berdatangan menaiki perahu karet. Akibatnya, perahu karet pun overload.
“Ada sekitar 100 orang yang naik perahu karet. Banyak yang ketindihan juga karena panik dan overload. Belum lagi ombak besar, hingga akhirnya perahu karet itu bocor. Jadi kami menguras air laut yang mulai masuk ke perahu karet,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Perjuangan bertahan di atas perahu karet yang bocor itu benar-benar menguras tenaga. Tidak ada makanan maupun air. Belum lagi badan basah kuyup tersiram ombak besar. “Banyak yang pingsan, termasuk saya. Karena muntah terus kena ombak. Jadi badan lemas tidak ada makanan dan minuman,” ucapnya.
Akhirnya setelah terombang-ambing selama 6 jam di laut lepas, kapal motor nelayan Probolinggo melintas dan langsung memberikan pertolongan.
“Kami semua dipindah dari perahu karet ke kapal nelayan Probolinggo itu. Kemudian dibawa ke Pelabuhan Kalianget. Selama perjalanan belasan jam itu, hampir tidak ada makanan karena terbatas. Makanan ABK dibagi-bagi dengan ratusan penumpang,” paparnya.
Syaida mengungkapkan, selama perjalanan laut ke Pelabuhan Kalianget, dirinya berkali-kali tidak sadarkan diri. Hingga akhirnya ia pun dirawat di rumah sakit daerah dr. H. Moh. Anwar Sumenep. “Masuk rumah sakit langsung diinfus, kemudian rawat inap. Alhamdulillah setelah sehari disini, kondisi saya sudah lebih enak,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setelah keluar dari rumah sakit dan dibawa ke Surabaya bersama ratusan korban lainnya dalam insiden kebakaran KM Santika Nusantara, Syaida mengaku belum punya gambaran, apa yang akan dia lakukan berikutnya.
“Semua yang saya bawa ya hangus di kapal. Mobil, handphone, dan barang-barang lain hasil kerja keras selama suami saya nyopir taksi online, ditinggal di kapal. Cuma baju yang melekat di badan ini aja adanya. Tapi Alhamdulillah saya dan suami masih selamat. Setelah ini, saya ingin pulang kampung ke Sumbawa sebenarnya. Tapi ya entahlah. Masih belum bisa berpikir tenang,” katanya sambil menerawang.
KM Santika Nusantara dari Surabaya ke Balikpapan, terbakar di Perairan Masalembu pada Kamis (22/8/2019) sekitar pukuk 21.00. Jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan sekitar 308 orang. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding manifes yang hanya memuat 111 penumpang. [tem/suf]
ADVERTISEMENT